Minggu, 27 November 2011

0

DB: Pergerakan yang dimulai dari nol itu sangat berat

Di sela kesibukannya, kak Agus Sutrisno (saat ini menjabat sebagai Kadept. Sospol BEM UNJ 2011) atau yang akrab dipanggil kak Agus menyempatkan diri untuk berbincang-bincang tentang Desa Binaan. Berdasarkan cerita kak Agus, Desa Binaan terbentuk saat zaman kepemimpinan kak Dany Agustian sebagai ketua BEMF MIPA, pada saat itu kak Agus sendiri menjabat sebagai koordinator TAnK MIPA dan kak Hadi Kusumah sebagai Kadept. Sospol BEMF MIPA. Saat Departemen Sospol menyusun proker mereka, disanalah tercetus ide tentang Desa Binaan yang dilangsungkan di saung ungu.

Pada saat itu Departemen Sospol bercita-cita agar masyarakat yang berdomisili dibelakang kampus MIPA merasakan kebermanfaatan dari kampus tersebut. Maka dari itu diadakanlah proker Desa Binaan. Memang pada dasarnya Desa Binaan secara arti adalah untuk seluruh masyarakat, bukan hanya masyarakat anak-anak saja, tapi sekali lagi ini adalah sebuah cita-cita, yang mana cita-cita tersebut diawali dari desa pengajaran, itulah mimpi besar mereka. Selama beberapa tahun ke depan mereka berharap adik-adik penerus, khususnya TAnK MIPA bersama Departemen Sospol MIPA mampu mewujudkan mimpi tersebut, dan yakinilah bahwa perjuangan itu tidak bisa dari "nol" langsung "sepuluh", harus secara bertahap. Karena itu Desa Binaan memberikan kesan luar biasa bagi kak Agus.

Kritik dan saran dari kak Agus untuk Desa Binaan:
"Yang jelas, apa yang sudah dilakukan oleh abang-abangnya, coba diteruskan cita-citanya. Jangan sampai berhenti karena yakinlah suatu pergerakan yang di mulai dari nol itu sangat berat. Ibarat istilah fisika itu adalah momen inersia , ketika pertama mendorong mobil itu sangat berat, tapi ketika sudah berjalan sedikit demi sedikit, sudah lebih mudah. Berharap bisa diteruskan terkait Desa Binaan. Terkait cita-cita Desa Binaan itu sendiri, memang ketika kita berbicara Desa Binaan, untuk saat ini masih merupakan desa pengajaran, dan desa pengajaran ini dilihat oleh beberapa lingkungan mahasiswa mungkin biasa saja, tapi untuk saya pribadi ini sungguh sangat luar biasa. Karena ketahuilah teman-teman sekalian, yang namanya pendidikan adalah sangat utama sekali bagi kehidupan bangsa, bisa kita lihat sendiri pada sejarah, ketika Jepang di bom atom Hiroshima, lalu kaisar Jepang langsung berkata.. dia tidak menanyakan berapa jumlah harta yang tersisa, tapi dia bertanya berapa jumlah guru yang tersisa.. maksud saya disini, pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. "

Semoga kami bisa meneruskan perjuangan abang-abang dengan baik. 



0 comments:

Posting Komentar