Rabu, 18 Maret 2015

0

One Day with Chemistry "Membuat Es Krim"

One Day with Chemistry "Membuat Es Krim"

Adik - adik DB membuat Es Krim.. :D

                Welcome, Sweetness Wednesday! 

                Yaps hari ini Rabu, 18 Maret 2015 adalah hari yang sangat manis. Kenapa manis?
Ini semua karena kakak - kakak Desa Binaan dari Kimia mengajak kita semua untuk membuat es krim hmm yummy yummy brrrrrr..

                Allah Maha Adil yaaa.. :) Cerahnya hari sore ini yang sempat membuat tenggorokan kita semua kering karena teriknya si matahari insyaa Allah akan terbayarkan dengan es krim yang akan adik - adik buat sendiri ini hehe.. Tentunyaa akan dibantu kakak - kakak yang lainnya juga sih :p

                Saat waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, adik - adikku yang ulahnya selalu bikin kita tercengang ini sudah hadir di area tempat biasa kita berkumpul. Sambil menunggu peralatan membuat es krim disiapkan, adik - adikku ini menunggu sambil mengerjakan tugas - tugas mereka dibantu kakak-kakaknya. Ada yang mengerjakan PR IPS, matematika, dan sebagainya. Ada juga ternyata yang malah asyik menggambar di bukunya, dan adapula yang sedanga asik bermain :D 

Adik - adik berkumpul di samping GSG bersama kakak - kakak


                Setelah cukup lama menunggu, akhirnya peralatan dan bahan untuk membuat es krim pun sudah siap. Disana disediakan sekitar 5 baskom ukuran sedang yang di dalamnya terdapat sekitar 5 plastik susu yang akan dibuat es krim dan bongkahan es batu yang sudah ditaburi garam secukupnya. Segera adik - adiknya dibuat menjadi per kelompok sesuai jumlah baskom yang ada. Setelah mereka sudah dalam kelompoknya, segera di berikan baskom yang sudah terisi bahan - bahan. 

Kelompok - kelompok pembuat es krim.. :D
 
                Kakak - kakak Kimia meminta adik - adik menggoyang - goyangkan baskomnya sampai susu dalam plastiknya membeku menjadi es krim. Dan…………. mereka pun dengan sangat semangatnya menggoyangkan baskom di kelompok masing - masing agar segera menjadi es krim. Bate.. batee.. chocolate.. bate.. batee.. chocolate.. Haha kalau itumah Dora saat membuat coklat ya.. :D yang bener tuh.. Goyang.. goyang.. bikin es krim.. goyang.. goyang.. bikin es krim.. :D
           
Ayo kakak bantu adiknya.. :)
Ayo semangat.. :D

Kelompok ini jangan - jangan udah pada jago buat es krim.. :D

Ayo buatnya yang benar biar enak dan manis es krim nya.. :D

                 Selama membuat es krim banyak kejadian-kejadian yang cukup membuat kakak - kakak DB menjadi tertawa geli. Ada satu kelompok yang karena semangatnya menggoyangkan baskom, sampai - sampai baskomnya retak karena kekuatan mereka menggoyangkan. Ada juga beberapa adik - adik yang mungkin sudah lelah menggoyangkan baskomnya dan es krimnya belum juga jadi, dia malah kabur dan memakan es batunya. Padahal es batunya kan rasa garam, dik :D ada juga adik - adik yang karena sudah lelah menggoyangkan baskomnya tapi es krimnya tak kunjung jadi, akhirnya dia menganggap susu dalam plastik itu sudah jadi es krim, padahal masih sangat cair.

Adik yang ini narsis.. :D

                Tapi….. walaupun begitu banyak dari adik - adik yang berhasil mebuat susu dalam plastik itu menjadi es krim. Ada satu adik nih, seperti yang sudah aku ceritakan, mungkin karena dia sudah lelah dan dia sangat senang saat es krimnya sudah jadi. Dia langsung membawa kabur es krimnya tanpa bilang sama kakak - kakaknya dan segeralah di makan es krim tersebut.. :D Setelah itu, dia kaget dan bertanya 

                “Kok es krim aku asin banget ya ka?”

                Seketika kakak - kakak langsung keheranan dan tertawa melihat ekspresinya saat keasinan itu. Ternyata es krimnya asin karena dia belum mengganti plastik es tersebut sebelum di makan.. :D Jadi rasa asin garam yang bersentuhan dengan plastiknya ikut termakan bersama es krimnya. Kasian sekali yaah adik kita ini duhh..
 
                Dibalik kejadian - kejadian tersebut, kita semua senang sekali dengan pertemuan di DB kali ini. Adik - adiknya terlihat senang sekali. Banyak juga dari mereka yang minta tambah jatah es krimnya. Padahal harusnya mereka bersyukur kan yah dapet es krim, kakak - kakak DB nya saja padahal gak dapet.. Hikss.. *adasih beberapa yang dapet hehe* Sedih kan :( Saat pembuatan ada juga loh adik - adik yang tidak mau buat es krimnya tapi mau makan es krimnya. Dasar adik - adik kita.. :D

Ayo adik - adikikut buat :D

                Tapi gapapa kok, melihat ulah - ulah adik - adik yang lucu - lucu dan polos itu saja sudah membuat kakak - kakaknya senang dan berhasil menghapus rasa jenuh kita setelah seharian belajar. Saat jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB maka itu menandakkan pertemuan kita hari ini segera berakhir. Adik - adik segera diminta berkumpul berbaris dan berdo'a untuk segera kembali ke rumah masing-masing. Tapi walaupun kegiatan hari ini sudah selesai, masih akan ada hari esok untuk kita bermain - main sambil belajar lagi. Yeay! :D 

Adik - adik sangat ceria.. :)
                Sekian cerita DB-ku hari ini. Alhamdulillah satu lagi hari indah dimana hari ini kakak - kakak DB bisa berbagi ilmu ke adik - adik dan juga hari ini kita semua bisa kembali bersama - sama mengeratkan tali ukhuwah dengan canda dan tawa dalam kekeluargaan Desa Binaan FMIPA UNJ :) Terima kasih kakak - kakakku telah berbagi ilmu ke adik - adik kita dan terima kasih adik - adikku telah membuat kakak - kakak kita menjadi tersenyum gembira.. :) Sampai bertemu di hari selanjutnya yaaa ^^

#AksiNyataMembangunBangsa
#AkuKamuKitaLuarBiasa                                                       
   
                                                                                                                       Jakarta, 18 Maret 2015 
                                                                                                                            Salam sayangku,               
                                                                                                                      Desa Binaan FMIPA UNJ


Minggu, 15 Maret 2015

0

Sebait Kisah Pejuang DB

Sebait Kisah Pejuang DB


Foto0702

Bismillaah..

Sebait Kisah Pejuang DB

                 Hiliran angin bergantian memaksa masuk ke dalam menyentuh rongga-rongga dada yang sesak. Menambah ceria dalam kepenatan yang tercipta. Bersatu dengan nuansa senja dalam keserasian. Semangat baru pun datang bersama kemeriahan dalam kesederhanaan. Bersiap menyambut hari dalam acara yang ditunggu. Acara yang sudah jauh-jauh hari diagendakan oleh para pejuang DB, Pejuang Desa Binaan. Itulah sebutan kelompok  pejuang yang bisa jadi tidak dirasa kehadirannya oleh sekelilingnya. Sebutan sederhana yang menambah semangat jiwa dalam lelahnya aktifitas hari ini. Para pejuang yang berasal dari mahasiswa biasa berhati natural. Tidak ada dusta dalam berkasih sayang, bukan? Itulah pemberian kecil dari seorang pejuang. Seperti biasanya setiap Selasa dan Rabu para pejuang DB bertemu dengan wajah kecil penuh keceriaan, bisikan nyaring si kecil yang setiap harinya dipenuhi semangat belajar. Berjumpa kembali di tempat belajar yang tidak asing lagi bagi para pejuang DB dan pejuang kecil masa depan.

                 Di sebuah tempat berukuran amat cukup untuk melakukan pembelajaran dan menuntaskan canda tawa bahkan tangis yang sempat tertunda di sekolah. Sebuah tempat yang sungguh familiar bagi para mahasiswa salah satu Universitas Negeri di Jakarta yang sering berdiskusi atau sekedar berbincang-bincang hangat di sana. Sekaligus tempat yang tepat untuk para para pejuang DB melepas kepenatan setelah berlelah - lelah mengemban ilmu di kelas berteman rumus-rumus, laporan, praktikum , dan hafalan yang lagi-lagi demi menambah pengetahuan yang tak kunjung penuh.

                 Memang sore yang cukup indah, berteman angin yang menyejukan. Di bawah atap Saung Ungu mereka berkumpul. Atap saung yang mendapatkan sentuhan ungu memancarkan keteduhan. Pohon-pohon rindang di pinggiran saung tak kalah menambah keindahan yang menentramkan kala itu. Hingar bingar suasana sudah mulai terdengar menambah keceriaan antara pejuang. Rasanya mereka tidak dapat lagi menunggu terlalu lama, ingin segera memulai asiknya sains yang kesekian kalinya. Program DB yang diadakan dua minggu sekali. Kepala desa yang sering dipanggil “ka Danang” oleh pejuang kecil DB memulai acara dengan amat meriah. Ya, tercipta cita kekeluargaan yang hangat.

                 “Ka Danang, ayo ayo kak, kita mulai  aja mainnya,” Seorang pejuang kecil DB berteriak merengek dengan mulut mungilnya.

                 “Iya, kak, ayo kak. Panas nih.” Terdengar suara sahut menyahut di antara kerumunan pejuang DB dan pejuang kecil DB di bawah atap ungu yang cukup sedikit menyerap panas yang datang sesekali.

                 “Oke oke, nih kakak punya telur ayam. Siapa yang percaya kalau kakak tekan, telur ayam ini gak akan pecah?”

                 “Pecah lah kak, namanya juga telur ayam,” ujar Jelang, salah seorang pejuang kecil DB yang cerdas. ia menggumam sedikit keras bukti yakin dengan perkataannya.

                 “Yaudah, kalau gak percaya, coba Jelang maju.”

                 Jelang dengan santainya maju dengan wajah yang sepertinya dipenuhi keingintahuan tentang telur ayam yang dipegang pak kepala desa. Jelang mencobanya dengan kekuatan yang dianggapnya sudah amat maksimal. Namun, ia tak juga berhasil memecahkan telur tersebut dengan keadaan seimbang.

                 “Nah, siapa ayo yang mau mencoba lagi?

                 "Sepertinya kakak - kakaknya juga harus coba nih. Wah siapa ya, nah ayo ka Endra saja.
Ayo ayo kak Endra maju ke depan,”

                 Kak Danang melambaikan tangan sebagai isyarat untuk segera menghampirinya. Kak Endra pun menyetujuinya sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sama sekali. Hihi.  Memang seperti itulah pejuang DB yang satu itu, lucu dan sungguh menambah kehangatan keluarga Desa Binaan.

                 “Sekarang ayo kak Endra mempraktikan seperti Jelang tadi,” Kak Danang memeragakan gerakan memecahkan telur seakan-akan mengerahkan kekuatan yang super.

                 Endra mencobanya, kekuatan kecil.. oh tak ampuh. Lebih kuat mungkin..yah, sepertinya kurang kuat. Sekuat tenaga..prak.

                 “Wah, telurnya pecah.”

                 Tiba-tiba..

                 “Selamat ulang tahun, kami ucapkan. Selamat panjang umur, kita kan do’akan…” Nyanyian itu terintegrasi dengan tangga nada yang beraneka macam dan dengan intonasi yang beragam. Padahal Endra tidak sedang ulang tahun. Hihi. Memang kekeluargaan yang amat dinanti datangnya. Endra pun hanya tersenyum dengan sedikit telur yang mengenai bajunya. Bau amis pun bersirkulasi di antara dirinya. Endra..endra.. baru menjadi pejuang DB sudah mendapat kejutan spesial. Sungguh luar biasa mahasiswa baru itu.

                 Setelah cukup puas melihat acara yang begitu sarat makna seiring berjalannya waktu, para pejuang kecil pun segera pulang karena melihat kondisi awan yang mulai gelap dan tak memungkinkan lagi untuk bersenda gurau di bawah Saung. Namun pejuang DB yang kelelahannya sudah cukup terbayarkan dengan gelak tawa dan inspirasi di sore itu belum diperkenankan pulang. Demi menjalin tali silaturahim antar pejuang dibiasakan untuk mengevaluasi dan saling memberikan afirmasi.

                 Namun tiba-tiba keributan antara Mia dan Fajri terdengar…

                 “Ada apa Mia, Fajri? Kenapa kakak mendengar kegaduhan? Kalian tidak langsung pulang?” Mahasiswa yang berusaha menjadi pejuang DB sejak tahun 2012 ini yang biasa disapa Kak Jihan mulai menghampiri.

                 “Ini kak, dia rusakin rem sepeda aku, hiks,” Mia berkata sambil menumpahkan air matanya.

                 “Dih, apaan kak, nih aku udah mau bayar nih kak buat dia benerin remnya. Dikasih goceng gak mau kak. Digantiin gak mau. Yaudah,” Fajri mulai mengelak dan mempertahankan egonya selaku anak kecil.

                 Fajri, pejuang kecil DB yang mulai terdaftar di DB sejak setahun yang lalu. Memiliki khas yang amat berbeda dengan yang lainnya.  Ia dan Jelang memang sejoli, tak jauh beda. Bahkan pejuang DB sering bingung dibuatnya karena tak tau cara apa yang cocok menaklukan keaktifan mereka yang sungguh berlebih. Mia, yang juga pejuang kecil DB. Sama halnya dengan Fajri yang duduk di bangku kelas 5 SD dan cukup aktif di awal tahun 2013 ini. Sering terlihat diledeki oleh teman - temannya padahal ia anak yang baik dan manja terutama pada Kak Jihan, mahasiswa biasa yang belajar menjadi pejuang DB sesungguhnya.

                 Dengan modal kasih sayang yang ia dapat dari evaluasinya yang hampir satu setengah tahun di DB, ia berharap bisa menaklukan kerasnya hati Fajri yang memang salah jika diperhatikan dari cerita yang diungkapkan keduanya. Irgi dan Amat juga ikut berkata seakan-akan menjadi saksi. Namun lagi-lagi Kak Jihan tahu tatapan keaslian dan kepalsuan pejuang kecil yang berusaha membela teman satu genk nya ini.

                 “Mia, mamah ada di rumah?,” lontaran lembut Kak Jihan terdengar menggetarkan gendang telinga Mia yang sebelumnya masih dirundung ketakutan omelan ibunya saat sampai rumah nanti.

                 “Ada kak,” jawab Mia sambil menganggukan kepalanya.

                 “Yasudah, nanti kakak coba jelasin ke mamah yah,” Kak Jihan mencoba menenangkan Mia.

                 Pandangannya kembali ke arah Fajri.

                 “Fajri, nanti temani kakak ke rumah Mia yah,” ucap Kak Jihan sambil melempar tatapan lembut yang diajari ibunya padanya selama membesarkannya. Hingga saat tepat seperti itulah ia menggunakannya demi menaklukan hati pejuang kecil DB yang satu ini.

                 Segera Fajri mengelak.

                 “Ah, gak mau ah kak. Saya udah ada janji.  Lagian rumahnya dia kan jauh.”

                 “Memang rumah Mia jauh?” tanya Kak Jihan pada Mia.

                 Mia menggeleng.

                 “Fajri, kakak tetap mau Fajri temani kakak ke rumah Mia untuk minta maaf ke mamahnya. Oke?” Kak Jihan mulai menegaskan suaranya sebagai tanda ia tak sedang main-main.

                 Fajri merasa salah tingkah tak karuan sejak awal tadi berbincang dengan Kak Jihan, ia tidak dapat merasa tenang jika ia bersalah.

                 “Oke kak, lagian aku juga gak takut ke rumahnya.”
              
                 Kak Jihan merenung sejenak.

                 “Kakak gak berpikir Fajri takut kok, justru kakak tahu Fajri pasti mau bertanggung jawab dengan yang sudah Fajri perbuat tadi,” Kak Jihan mulai melembutkan suaranya sebagai tanda ia merasa bangga dengan muridnya yang satu ini.

                 Akhirnya setelah beberapa menit membujuk ego keras yang bersarang di pikiran Fajri, kini lumat juga dengan segenap kelembutan yang perempuan itu berikan. Mereka segera menuju rumah Mia yang memang begitu sulit dihafal karena tikungan yang begitu banyak dilewati. Sampailah mereka di depan rumah Mia. Rumahnya berada di pedalaman kota Jakarta yang memang terpencil. Matahari pagi hanya bisa dirasakan oleh mereka yang memiliki lantai dua di rumahnya. Begitu pun rumah Mia, terdapat dua tingkat di rumahnya walau berukuran mini tetapi cukup ampuh untuk mengeringkan baju-baju yang dijemur oleh ibunya.

                 Sebentar lagi adzan magrib akan berkumandang, Ia harus segera berbicara pada ibunya dan mengajak Fajri meminta maaf pada ibu Mia. Kak Jihan melihat ibu Mia di lantai atas sedang menjemur baju .

                 “Assalamu’alaikum ibu,” Kak Jihan melontarkan senyum pada ibu Mia yang terlihat kaget dengan kedatangan Kak Jihan, Mia, Fajri, dan beberapa teman Fajri yang tergabung dalam genk nya, sebut saja Irgi, Amat, dan Tio.

                 “Ya, wa’alaikumussalam kak, owalah, bentar ya kak saya turun,” jawab ibu Mia terlihat salah tingkah.

                 “Oh iya, Bu,” Kak Jihan menjawabnya dengan tenang agar ibu Mia juga terbawa tenang.

                 Tibalah Ibu Mia di depan pintu dengan memakai baju yang sewajarnya digunakan oleh seorang ibu rumah tangga di rumahnya. Daster panjang yang memang nyaman untuk melakukan aktifitas rumah tangga sehari-hari.

                 “Ayo masuk kak,” ajak ibu Mia.

                 Mia juga sambil menarik tangan Kak Jihan untuk mengajak masuk ke dalam ruang tamu yang sekaligus menjadi ruang tidur untuk keluarganya. Sungguh hebat keluarga ini, keprihatinan tak membuat mereka putus asa, ucap Kak Jihan dalam hati.

                 Dengan segera ke poin pembicaraan, Kak Jihan menjelaskan yang terjadi dan maksud kedatangan mereka ke rumah keluarga mereka. Setelah menjelaskan dengan jelas kejadian yang sebenarnya..

                 “Begitu Bu ceritanya. Jadi Fajri, ke sini ingin meminta maaf sama ibu atas kesalahannya.”

                 “Fajri, fajri, sini masuk. Katanya mau minta maaf ke mamah Mia? Ayo sini,” Kak Jihan memanggil tetap dihiasi senyuman karena tak ingin Fajri merasa tegang.

                 Fajri pun masuk dan segera meminta maaf pada ibu Mia.

                  “Mamah Mia, saya minta maaf yah karena tadi sudah gak sengaja merusak rem sepedanya Mia,” ucap Fajri sedikit menggetarkan nada kegelisahan.

                 “Iya,” ucap ibu Mia sambil mengusap kepala Fajri dengan sentuhan kasih sayang seorang ibu bahkan seorang wanita.

                 “Saya khawatir jika hal ini terus dibiarkan nantinya akan menjadi watak anak sampai besar, Bu. Jadi saya ajak Fajri ke sini untuk langsung meminta maaf pada ibu sebagai bentuk tanggung jawab walaupun sederhana,” perlahan Kak Jihan menjelaskan  pada ibu Mia.

                 “Iya, Kak. Tadi saya pikir ada apa rame - rame datang ke sini. Walah, ternyata masalah ini. Sepeda itu memang saya pakai untuk kerja besok pagi. Haha. Tapi gak apa-apa kok,” Ibu Mia menjelaskan dengan perasaan lega karena sudah tahu maksud kedatangan mereka ke rumahnya.

                 “Iya, Bu. Sekali lagi kami minta maaf ya, Bu. Kalau begitu kami pamit dulu, Bu. Sudah mau maghrib.”

                 “Oh iya Kak, hati-hati ya.”

                 “Iya, Bu. Wassalamu’alaikum,” salam Kak Jihan sambil lagi-lagi melontarkan senyum.

                 “Wa’alaikumussalam.”

                 Adzan Maghrib berkumandang, Mia dan temannya menuju mesjid dekat rumah untuk shalat berjama’ah. Kak Jihan dan Fajri menuju lokasi yang kebetulan satu arah, Kak Jihan ke arah kosnya dan Fajri ke arah rumahnya.

                 Di perjalanan yang penuh keheningan suasana ba’da adzan magrib, Kak Jihan mengucapkan kata singkat yang jarang terlontar dari mulutnya. Ia berkata sambil menepuk pundak Fajri seperti seorang kakak terhadap adiknya. Kata-kata yang hanya ia berikan pada seseorang yang memang berhasil membuatnya salut. Kata-kata yang bisa membuat pendengarnya memotivasi dirinya menjadi lebih baik dan terus lebih baik.  Kata-kata ajaib itu adalah…

“Fajri, Kakak bangga dengan Fajri hari ini.”



Nb:
Tema: Cita Cinta Guru Indonesia
Judul: Sebait Kisah Pejuang DB
Created by : Evarani Jihan Yoanda (Vanda Al Khansa))

Alhamdulillaah..

 Copy Paste from

Rabu, 11 Maret 2015

0

Mendongeng

Mendongeng
 
Kak Chandra mendongeng :D

                Haii.. Haii..Haii.. Jangan pernah bosen ngebaca kisahku ya, si DB yang super ngangenin hehe.. Hari ini.. Rabu, 11 Maret 2015 aku ada kegiatan lago loh, awalnya aku sempat dag dig dug lagi juga.. lantaran hujan sempat turun. Tapi Alhamdulillah hanya gerimis rintik - rintik diatas genting, airnya turun tidaklah deras. Cobalah tengok dahan dan ranting. Pohon dan kebun basah semua. ( loh..seperti lirik lagu ya hehe).
                Awalnya sih yang hadir sedikit.. Tapi wah.. akhirnya satu per satu adik - adikku yang cerdas - cerdas datang. Agenda kita hari inimendongeng loh. Aduh sudah tidak sabar. Ternyata yang mendongeng adalah Kak Chandra. Kak Chandra mendongeng tentang kisahnya "Si Singa dan Tikus". Lucu banget gaya Kak Chandra, apalagi ternyata Kak Chandra menggunakan nama adik - adikku sebagai tokoh ceritanya, seperti si Hafiz yang menjadi nama tokoh Tikus dan Reyhan yang menjadi tokoh Singa. Keren deh, Kak Chandra ekspresif banget loh.. :D Duh gak nyesel deh aku yakin adik - adikku datang hari ini. Setelah Kak Chandra selesai mendongeng, ternyata banyak adik – adikku yang berani meyampaikan pesan moral tentang cerita Singa dan Tikus. Seperti ada Dahlia, Hafiz, Syifa dan Reyhan. 
 
Wih ramainya :D

Ekspresif banget kan kak Chandra :D

 
                Waduh.. adik - adikku tercinta ternyata gak mau kalah loh sama Kak Chandra untuk mendongeng, akhirnya ada Dahlia yang maju ke depan lalu bercerita tentang kisah Bawang Putih dan Bawang Merah. Lalu, setelah itu ada juga Hafiz dan Reyhan yang maju membawakan kisah sebuah tongkat. Aduh..keren - keren banget loh adik - adikku ini. Mereka sudah tidak malu - malu lagi maju ke depan untuk bercerita ataupun membacakan sebuah cerita. Wah..empat jempol deh untuk kalian.

                Tapi aku juga sedih nih, karena masih ada beberapa adik - adikku yag masih malu - malu untuk bercerita :(. Tapi tidak apa - apa, aku yakin dengan berjalannya waktu, keberanian mereka yang saat ini sedang tertidur pulas di bawah alam bawah sadar mereka akan segera terbangun. Tetap semangat ya untuk adik - adikku tercinta, tetap terus latihan membaca ya. Karena dengan membaca kita dapat berkeliling dunia tanpa harus naik pesawat hehe.. :D Terima kasih juga untuk kakak - kakakku yang hebat, jangan pernah bosan untuk memberikan ilmu kepada adik - adik yang pintar - pintar ini ya kak.. :D

#AksiNyataMembangunBangsa
#AkuKamuKitaLuarBiasa                                                       
   
                                                                                                                       Jakarta, 11 Maret 2015 
                                                                                                                            Salam sayangku,               
                                                                                                                      Desa Binaan FMIPA UNJ




Selasa, 10 Maret 2015

0

TPA Desa Binaan

TPA Desa Binaan

TPA Desa Binaan FMIPA UNJ

                Alhamdulillah.. hari ini Selasa, 10 Maret 2014 Allah masih memberikan ke istiqomahan untuk kakak - kakakku, adik – adikku, dan diriku sendiri tentunya hehe.. Hari ini aku masuk ke masjid loh.. Wah keren banget. Duh jadi kangen sama Allah :)

                Jadi agenda hari ini adalah TPA, hari ini juga aku dapet keluarga baru lagi loh. Keluarga baruku itu adalah kakak - kakak dari Masjid Ulul Albab (MUA). Wah. .keren banget deh.. Pada pukul 16.00 WIB sebelum mulai, seperti biasa adik - adikku berbaris tapi tempatnya berbeda dari yang sebelum - sebelumnya, biasanyakan disamping GSG, tapi hari ini di depan MUA. 

                Setelah itu adik - adik diajak masuk ke dalam Masjid Ulul Albab. Lalu acara kali ini di MC kan oleh kak Dany perwakilan LC MUA sekaligus dia juga anggota Infokom DB loh :D Seperti biasa diawalai dengan berdo'a bersama, lalu dilanjutkan sambutan. Oh iya yang memberikan sambutannya juga kakak baru loh, namanya kak Abd. Dia adalah Ketua II MUA. Kalian baru kenalkan? Sama aku juga. Pada saat sambutan ka Abd membuat jargon khusus TPA DB loh.. Apa hayo??? Haha jadi jargonnya tuh sama cuma beda sedikit.. Jargonnya adalah..

                "Desa Binaaan"      

                "Ana, antum, nahnu, Masyaa Allah"

Kak Dany sebagai MC.. :D
 
Sambutan oleh Kak Abd.. :D

                Ahaha keren kan? Keren lah :D setelah itu kak Abd meminta perwakilan adik - adik DB untuk maju dan membacakan surat Al - Ikhlas, awalnya banyak yang tidak ingin maju namun saat diberi tahu akan ada hadiah dan banyak kakak - kakak yang mengajak adik - adik untuk maju akhirnya semuanya pada maju.. :D 

Pekikan Takbir "Allahu Akbar"

Wih yang maju kedepan semua nih :D

               Setelah sambutan dari kak Abd kegiatan dilanjutkan dengan belajar mengaji. Ada adikku yang baru iqra 1, 2, 3, dan seterusnya. Dan ternyata ada yang sudah bisa membaca Al - Qur’an juga loh. Duh terharu aku jadinya. Adik - adik belajar sangat semangat lohh..

Ayo pada semangat belajarnya.. :)

Adik - adik kita sang calon da'i :) aamiin :)
 
                Setelah semua adik - adikku selesai belajar, kami mendapatkan kejutan lagi. Ternyata ada satu kakak baru lagi, namanya kak Naufal. Wah betapa senangnya aku hari ini karena mendapat banyak kakak - kakak baru..:D Kakak Naufal datang untuk bercerita tentang kisah Nabi Sulaiman A.S. Cerita Nabi Sulaiman A.S. itu Masyaa Allah keren banget ceritanya. 

Kak Naufal mendongeng.. :D

                Setelah Kak Naufal selesai bercerita, kak Dany sebagai MC memberikan pertanyaan kepada adik - adikku. Waduh.. Kak Dany tidak bilang - bilang nih kalau mau mengetes adik - adikku dan ternyata jika ada yang bisa menjawab akan dikasih hadiah. Tapi tenang, adik - adikku ini pintar - pintar kok, jadi pasti mereka bisa menjawab pertanyaannya Kak Dany.
                Ternyata benar adik - adikku pada berebut untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kak Dany. Dan setelah pertayaan dari Kak Dany habis, itu menandakan bahwa kegiatan kita hari ini pun juga harus segera ditutup. Maka kegiatan hari ini pun ditutup dengan do'a bersama, adik - adikku pun pulang kerumah orang tua mereka masing - masing. Semoga bekal ilmu agama yang mereka dapat hari ini lebih membuat mereka mengenal agama Islam dan menjadikan pribadi mereka kelak akan menjadi orang yang tidak hanya menguasai IPTEK tetapi juga IMTAQ yang luar biasa. Aamiin :)


#AksiNyataMembangunBangsa
#AkuKamuKitaLuarBiasa                                                       
   
                                                                                                                       Jakarta, 10 Maret 2015 
                                                                                                                            Salam sayangku,               
                                                                                                                      Desa Binaan FMIPA UNJ