Selasa, 13 Maret 2018

2

Pendidikan Yang Tepat Untuk Anak Usia 6-8 Tahun

Pendidikan adalah cara terbaik untuk membentuk kepribadian dan mendidik seseorang kedalam hal-hal kebaikan. Pendidikan juga merupakan sarana yang tepat untuk mengasah bakat dan potensial seseorang.

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, mulai dari anak yang baru lahir, lansia, remaja, anak-anak berkebutuhan khusus dan hal ini tidak dipandang oleh kekayaan seseorang. Namun, bagaimana pendidikan yang tepat untuk anak usia 6-8 tahun?

Di Indonesia sendiri, anak-anak berusia 6 atau 7 tahun sudah wajib memasuki Sekolah Dasar. Sebelum umur yang ditetapkan, anak-anak tersebut atau balita, disarankan untuk memasuki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-Kanak (TK). Menurut Gardner, setiap anak-anak memiliki 7 kecerdasan yang meliputi linguistik, logika, matematika, spasial, kinestetik, musik, intrapersonal, interpersonal dan naturalis yang mana mereka memiliki kepekaan terhadap hal-hal tersebut. Pada anak-anak, dikenal suatu istilah yaitu ‘Golden Age’ atau masa keemasan. Golden Age ini terjadi pada umur 0-8 tahun, dimana cara berfikir, emosi, motorik, fisik mereka akan berkembang dengan drastis dengan bantuan orang tua mereka.

Pada anak berusia dibawah 6 tahun, mereka melakukan apa yang disuruh oleh orang tua atau orang disekitar mereka. Namun saat berusia 6-8 tahun, anak-anak dalam masa keemasan mereka. Mereka mulai mengetahui mana peraturan yang benar dan salah, dan dapat memahami serta merefleksikan nilai moral secara dalam.

Mereka ada pada tahapan pra-operasional yaitu rangsangan yang diberikan kepada anak tidak dapat diterima secara menyeluruh karena anak masih belum mampu untuk berpikir abstrak. Lalu untuk usia 7 tahun, mereka juga sudah mulai memasuki tahapan konkret operasional dimana anak dapat berpikir lebih rasional seperti melipat, menyusun, melakukan pemisahan, penambahan dan membagi. Untuk tahapan perkembangan kepribadian, menurut Erikson, mereka berada pada tahap Industri Versus Inferioritas yang mana menandakan bahwa mereka pada masa sekolah (School Age). Anak akan memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga mereka akan aktif mempelajari apa yang ada di sekitarnya, namun saat mereka menghadapi kesukaran, hambatan hingga kegagalan, mereka cendrung merasa rendah diri. Ini adalah tugas orang tua dan guru serta orang di sekitar mereka agar mengembangkan kemampuan mereka sehingga mereka terhindar dari sifat rendah diri tersebut. Peran orang tua atau guru sangatlah penting bagi anak usia ini untuk memerhatikan apa yang dibutuhkan oleh si anak. Umumnya, anak-anak yang gagal dalam bangku sekolah disebabkan lebih sering bermain dibanding belajar.

Pembelajaran di Sekolah Dasar tentu sangat berbeda dengan pembalajaran saat di TK. Saat memasuki Sekolah Dasar, pembelajaran cendrung bersifat akademis dibanding TK yang lebih bersifat bermain. Usia 6-8 tahun sudah memasuki SD kelas 1 sampai 3 dan proses pembelajaran yang mereka terima lebih mengarah kepada potensi dan kemampuan mereka. Namun dikarenakan pada satu kelas terdapat berbagai watak anak-anak yang berbeda, para guru harus paham dalam proses pembelajaran bagaimana menyikapi hal tersebut. Para guru seharusnya jangan membandingkan anak yang kurang atau lambat dalam pemahaman materi dengan anak yang tergolong cepat memahami materi. Karena hal tersebut dapat membuat anak menjadi rendah diri dan timbullah mindset bahwa dirinya adalah orang bodoh.

Karena anak SD kelas 1-3 tergolong anak usia dini, para guru harus memahami konsep pembelajaran yang memfokuskan pada sifat fisik motorik anak, seperti diajarkan cara baris-berbaris, senam atau dasar olahraga, cara menulis dan menggambar karena hal-hal ini dapat membentuk kepribadian yang disiplin dan merangsang kreatifitas anak. Selain itu, guru juga harus mengajarkan dasar-dasar ilmu pengetahuan, seperti membaca, menghitung, mengenalkan hewan, lingkungan dan manusia. Guru juga harus memberi kesempatan kepada setiap anak untuk aktif bertanya serta guru dapat bercerita agar kemampuan bahasa anak meningkat dalam hal pembendaharaan kata. Guru juga harus merangsang pengembangan sosial dengan pengerjaan tugas secara kelompok kecil. Terakhir, guru sebagai orang tua di sekolah tidak seharusnya bersikap judes atau kurang ramah dan harus mengapresiasikan segala hal yang telah anak-anak lakukan.


DAFTAR PUSTAKA:
Anonym. Industry vs Inferiority Kerajinan vs Inferioritas. 2 Januari 2017. http://www.psikologiku.com/industry-vs-inferiority-kerajinan-vs-inferioritas/
Anonym. Memahami Psikologi Anak. 2 Januari 2017. http://duniaanak.org/perkembangan-anak/memahami-psikologi-anak.html
Anonym. Tahapan Psikologi Perkembangan Anak. 2 Januari 2017. http://duniaanak.org/perkembangan-anak/tahapan-psikologi-perkembangan-anak.html
S, Ernawulan. PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (USIA 6-8 TAHUN). 2 Januari 2017. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/perk_anak__6-8_th_.pdf