Pendidikan adalah cara terbaik untuk membentuk
kepribadian dan mendidik seseorang kedalam hal-hal kebaikan. Pendidikan juga
merupakan sarana yang tepat untuk mengasah bakat dan potensial seseorang.
Setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan, mulai dari anak yang baru lahir,
lansia, remaja, anak-anak berkebutuhan khusus dan hal ini tidak dipandang oleh
kekayaan seseorang. Namun, bagaimana pendidikan yang tepat untuk anak usia 6-8
tahun?
Di
Indonesia sendiri, anak-anak berusia 6 atau 7 tahun sudah wajib memasuki
Sekolah Dasar. Sebelum umur yang ditetapkan, anak-anak tersebut atau balita,
disarankan untuk memasuki Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman
Kanak-Kanak (TK). Menurut Gardner, setiap anak-anak memiliki 7 kecerdasan yang
meliputi linguistik, logika, matematika, spasial, kinestetik, musik,
intrapersonal, interpersonal dan naturalis yang mana mereka memiliki kepekaan
terhadap hal-hal tersebut. Pada anak-anak, dikenal suatu istilah yaitu ‘Golden Age’ atau masa keemasan. Golden Age ini terjadi pada umur 0-8
tahun, dimana cara berfikir, emosi, motorik, fisik mereka akan berkembang
dengan drastis dengan bantuan orang tua mereka.
Pada anak berusia dibawah 6 tahun, mereka melakukan apa yang disuruh oleh orang tua atau orang disekitar mereka. Namun saat berusia 6-8 tahun, anak-anak dalam masa keemasan mereka. Mereka mulai mengetahui mana peraturan yang benar dan salah, dan dapat memahami serta merefleksikan nilai moral secara dalam.
Mereka ada pada tahapan pra-operasional yaitu rangsangan
yang diberikan kepada anak tidak dapat diterima secara menyeluruh karena anak
masih belum mampu untuk berpikir abstrak. Lalu untuk usia 7 tahun, mereka juga
sudah mulai memasuki tahapan konkret operasional dimana anak dapat berpikir
lebih rasional seperti melipat, menyusun, melakukan pemisahan, penambahan dan
membagi. Untuk tahapan perkembangan kepribadian, menurut Erikson, mereka berada
pada tahap Industri Versus Inferioritas yang mana menandakan bahwa mereka pada
masa sekolah (School Age). Anak akan
memiliki rasa ingin tahu yang besar, sehingga mereka akan aktif mempelajari apa
yang ada di sekitarnya, namun saat mereka menghadapi kesukaran, hambatan hingga
kegagalan, mereka cendrung merasa rendah diri. Ini adalah tugas orang tua dan
guru serta orang di sekitar mereka agar mengembangkan kemampuan mereka sehingga
mereka terhindar dari sifat rendah diri tersebut. Peran orang tua atau guru
sangatlah penting bagi anak usia ini untuk memerhatikan apa yang dibutuhkan
oleh si anak. Umumnya, anak-anak yang gagal dalam bangku sekolah disebabkan
lebih sering bermain dibanding belajar.
Pembelajaran
di Sekolah Dasar tentu sangat berbeda dengan pembalajaran saat di TK. Saat
memasuki Sekolah Dasar, pembelajaran cendrung bersifat akademis dibanding TK
yang lebih bersifat bermain. Usia 6-8 tahun sudah memasuki SD kelas 1 sampai 3
dan proses pembelajaran yang mereka terima lebih mengarah kepada potensi dan
kemampuan mereka. Namun dikarenakan pada satu kelas terdapat berbagai watak
anak-anak yang berbeda, para guru harus paham dalam proses pembelajaran
bagaimana menyikapi hal tersebut. Para guru seharusnya jangan membandingkan
anak yang kurang atau lambat dalam pemahaman materi dengan anak yang tergolong
cepat memahami materi. Karena hal tersebut dapat membuat anak menjadi rendah
diri dan timbullah mindset bahwa dirinya adalah orang bodoh.
Karena anak SD kelas
1-3 tergolong anak usia dini, para guru harus memahami konsep pembelajaran yang
memfokuskan pada sifat fisik motorik anak, seperti diajarkan cara
baris-berbaris, senam atau dasar olahraga, cara menulis dan menggambar karena
hal-hal ini dapat membentuk kepribadian yang disiplin dan merangsang
kreatifitas anak. Selain itu, guru juga harus mengajarkan dasar-dasar ilmu
pengetahuan, seperti membaca, menghitung, mengenalkan hewan, lingkungan dan
manusia. Guru juga harus memberi kesempatan kepada setiap anak untuk aktif bertanya
serta guru dapat bercerita agar kemampuan bahasa anak meningkat dalam hal
pembendaharaan kata. Guru juga harus merangsang pengembangan sosial dengan
pengerjaan tugas secara kelompok kecil. Terakhir, guru sebagai orang tua di
sekolah tidak seharusnya bersikap judes atau kurang ramah dan harus
mengapresiasikan segala hal yang telah anak-anak lakukan.
DAFTAR
PUSTAKA:
Anonym. Industry vs Inferiority Kerajinan vs Inferioritas. 2 Januari 2017. http://www.psikologiku.com/industry-vs-inferiority-kerajinan-vs-inferioritas/
Anonym. Memahami Psikologi Anak. 2 Januari 2017. http://duniaanak.org/perkembangan-anak/memahami-psikologi-anak.html
Anonym. Tahapan Psikologi Perkembangan Anak. 2 Januari 2017. http://duniaanak.org/perkembangan-anak/tahapan-psikologi-perkembangan-anak.html
S, Ernawulan. PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (USIA 6-8 TAHUN). 2 Januari 2017. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/perk_anak__6-8_th_.pdf