Untukmu,
pejuang sosial yang dirahmati Allah.
pejuang sosial yang dirahmati Allah.
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Hidup mahasiswa!
Hidup rakyat Indonesia!
Hidup pendidikan Indonesia!
Hidup rakyat Indonesia!
Hidup pendidikan Indonesia!
Pertama-tama, kuucapkan selamat datang di keluarga besar Desa Binaan FMIPA UNJ. Keluarga yang memang bukan terikat hubungan darah persaudaraan, tetapi Allah pertemukan kita karena satu tujuan. Bukan hanya perkara mengejar materi, tapi di sini kita siap menjadi solusi negeri. Memang terasa sulit untuk menjadi bagian besar perubahan, tetapi kita berusaha memberi sebuah persembahan. Semoga selalu istiqomah dalam mengemban amanah.
Sahabat, kita coba melihat dan merenungkan sebentar. Beberapa kilometer dari gerbang kampus kita tercinta, ada satu perkampungan padat penduduk. Di sana ada adik-adik harapan bangsa sama seperti kita. Bedanya, kita lebih dulu dibekali pengalaman dan kemampuan. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara kita mengelola pengalaman dan kemampuan yang sudah kita miliki. Apakah itu semua dinikmati sendiri? Aku sepakat dan kamu pun pasti sepakat bahwa dua hal itu akan bermanfaat bila diamalkan.
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat untuk manusia yang lainnya. Hadits yang sering kita dengar ini patutlah menjadi sebuah prinsip. Tancapkan dalam hati dan resapi semilir sejuknya arti. Bahwa ke depannya akan banyak sekali halangan dan rintangan. Tenanglah, sahabat, kami akan selalu ada di sampingmu. Kita harus berjanji, haram hukumnya kami meninggalkan satu sama lain pejuang yang dirahmati Allah ini.
Mari di sini kita berkarya. Gesekan pendapat adalah hal biasa. Guncangan emosi bukan lagi rahasia. Bersatu padu berharap ridho Allah, menguatkan keyakinan bahwa jalan ini bukanlah jalan yang asal-asalan kita pilih. Buka mata hati kita masing-masing agar hadirnya kita bukanlah menghadirkan petaka bagi mereka.
Tunggu dulu. Sebelum melangkah lebih jauh, marilah kita luruskan niat; Untuk apa kita berada di sini, untuk apa kita berlelah-lelah menghadapi orang-orang yang bukan bagian dari keluarga besar kita, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang bisa saja muncul entah di pertengahan jalan atau, lebih buruk lagi, di saat hangat-hangatnya kita dipertemukan. Yakinlah, sahabatku, Allah telah membuat suatu rencana terbaik dengan mempertemukan kita di sini. Berprasangka baiklah kita kepada-Nya dengan memberikan kontribusi terbaik kepada masyarakat. Niatkan semata-mata langkah kaki kita adalah karena membantu makhluk-Nya. Niatkan bahwa keringat-keringat kitalah yang akan menjadi saksi ketika mulut kita tak sanggup memberi kesaksian. Lelah pasti akan kau rasakan, tetapi tidak ada yang dapat menandingi wangi keringatnya orang-orang yang berjuang di jalan-Nya.
Dari sahabatmu yang siap berjuang bersama.
0 comments:
Posting Komentar