Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sembilan puluh tahun sudah ikrar itu dikumandangkan.
Sembilan puluh tahun lalu, para putra-putriindonesia dengan semangat yang membara berusaha memerdekakan bangsa ini.
Sembilan puluh tahun kemudian, para putra-putri kita semakin terpuruk.
Dahulu, bambu runcing digenggaman, siap mengusir para penjajah.
Sekarang, gawai digenggaman, siap memecah belah bangsa ini.
Hoax disebar. Tawuran dimana-mana.
Kemana para pemuda yang dulu sanggup melawan penjajah?
Zaman makin canggih, namun akal pikiran makin kolot.
Makin banyak politikus korupsi, makin banyak pula pemuda tak peduli.
Selalu mengeluh tanpa melihat ke bawah.
Selalu mengeluh apa yang telah diberikan negara.
Nyatanya mereka belum melakukan apapun untuk negara.
Bung Karno pernah berkata,
Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.Namun sekarang satu juta pemuda pun tak akan cukup untuk mencabut semeru dari akarnya.
Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bistik tapi budak.
Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita.
Kalau perempuan itu baik, maka jayalah negara. Tetapi kalau perempuan itu buruk, maka runtuhlah negara.
Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua!
Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!Bangunlah wahai pemuda!
Sampai kapan kalian tertidur!
Jangan hanya bermimpi!
Kejarlah mimpi kalian!
Gunakan gawai digenggaman kalian sebagai senjata 'tuk meraih mimpi!
Jangan sampai gawai itu memakan tuannya sendiri!
HIDUP PEMUDA INDONESIA!
#DesaBinaanFMIPAUNJ
#AkuKamuKitaLuarBiasa
#AksiNyataMembangunBangsa
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
👥 Desa Binaan Fmipa unj
📷 Desabinaan_fmipa
🌍 desa-binaan.blogspot.com
📩 db.fmipa@gmail.com
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
© Desa Binaan GEN VIII
0 comments:
Posting Komentar