Selasa, 02 November 2021

0

Lentera yang padam karya Hananda Fitri Nur Fadzillah

Mari kita sebut saja dia lentera

Tak bersuara, tak begerak

Namun aksinya nyata pada dunia, menggemparkan semesta

Pandangan cakrawala dan barisan generasi yang akan datang

Menyongsong janji janji yang dibawa mati

Dia, sebagai saksi bisu lentera kecil dari sudut tergelap

Di dalam lorong lorong yang bergema

Menantang semesta

Katanya, merunduklah lentera kecilmu pulang.


Mentari membungkuk,

Menyambut hormat pada gemerlap sinar kecil dibalik kaca

Lentera temaram yang mulai meredup

Cahaya kecil yang memberi setitik harap

Diam nya membentuk bangsa

Usiknya Menjadi kunci peradaban


wahai lentera usang,

Sinarmu menjadi pusat kehidupan

Hargamu yang tak dapat dituker dengan dolar

Hilangmu menggaduhkan, mengibas jauh kedamaian

Kini kembali lah, harap semesta.


Terlambat,

Dunia kembali menampakan kebodohan diri

Lentera usang tak kuat lagi menahan gemercik binar untuk setiap sudut ruang yang gelap

Untuk setiap lorong lorong yang kehingalan arah saat terhempit kenyataan

Dan mereka semua berlalu dengan bengah

Menampakan kebodohan dengan bangga

Semesta gagal, ada yang hilang dan lenyap

Lentera yang tak bergeming, sunyi.

Gelap,

Ia yang redup dunia yang gagap

Padam,

Selamat tinggal kehidupan, selamat datang kebodohan.


Puisi karya Hananda Fitri Nur Fadzillah

Instagram : @hanandafadz

0 comments:

Posting Komentar