Ialah Muhammad Iqbal, atau yang biasa kami sapa Kak Iqbal, mahasiswa UNJ jurusan matematika yang menjabat sebagai kepala desa selama dua periode kepengurusan, yakni DB 2 dan DB 3. Mahasiswa yang hobi membaca ini memiliki motto hidup "bergerak dan sederhana".
Melalui pandangan beliau kami mencoba untuk menanyakan sejarah dan asal usul Desa Binaan. Dari kisahnya diketahui bahwa Desa Binaan pertama kali dibentuk saat kepengurusan Kak Dany sebagai ketua BEM FMIPA UNJ, Kak Hadi sebagai Kadept. Sospol BEM FMIPA UNJ, dan Kak Agus sebagai Koord. TAnK MIPA. Maksud dan tujuan dibentuknya DB ini tak lain sebagai kontribusi nyata kita sebagai mahasiswa FMIPA UNJ kepada masyarakat, khususnya masyarakat di lingkungan sekitar Kampus B UNJ.
Desa Binaan hingga saat ini, yang baru terlaksana hanya Desa Pengajaran. Desa Binaan merupakan suatu program kerja yang luar biasa, karena sifatnya berkelanjutan, tidak seperti program-program kerja lainnya yang berupa event sekali saja.
Kesan yang ia rasakan selama menjabat sebagai Kades yaitu sungguh luar biasa. Ia mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada rekan-rekan panitia dan tutor DB angkatan 2009 yang telah membantu dalam pelaksanaan DB kala itu, karena ada kesan tersendiri yang ia dapat dalam DB ini. Suatu kesan yang berbeda, sangat terasa dalam menjalani kegiatan.
Sepatah kata dari Kak Iqbal untuk panitia dan tutor-tutor penerusnya, "Tetap semangat dalam menjalani amanah ini. Jaga kondisi dan jangan terlalu pragmatis. Jangan ketika nilai rekan-rekan turun, tugas menumpuk, atau jadwal mengajar padat lalu menganggap DB sebagai hambatan, itu sungguh sangat naif sekali. Manajemen diri dan manajemen hati harus ada di dalam panitia DB, karena dengan semangat saja belum cukup, karena kalau awalnya semangat tapi kondisi hati kita tidak tejaga, manajemen waktu kita juga tidak terjaga, dapat disimpulkan itulah orang-orang yang akan pertama kali mundur dari DB."
"Bunga itu akan lebih indah ketika dia sudah mekar dipetik, bukan ketika masih hijau dipetik", ujar Kak Iqbal. Disana tersirat pesan untuk panitia-panitia penerus DB, bahwa keberhasilan tidak dapat diraih dalam waktu singkat. Coba realisasikan blue print dengan tetap tenang dan bertahap, tidak perlu terburu-buru untuk mencapai hasil yang sangat maksimal, tapi tahapan-tahapannya harus dilaksanakan.
Saran dan kritik dari Kak Iqbal untuk DB yakni agar DB selalu mengadakan evaluasi setiap minggunya, siasati segala kekurangan-kekurangan DB yang ada, serta buat evaluasi peserta didik agar kita dapat mengetahui perkembangan mereka.
0 comments:
Posting Komentar