Netraku tiada daya dan upaya, seakan dilalap oleh virus resah
Uraian mata terus menusuk qalbu, palung hatiku tak letih berderu
Akan dosa lekat laksana debu, riak air pun mengiringi seakan berlalu
Bekal apa yang bisa mempertahankan setiap langkahku
Resah, lesu dan sesal menjadi tombak yang menghunus qalbu
Dosa yang lahir setiap waktu, iman runtuh karena tabir khilafku
Sementara di dalam isra hijrahku begitu banyak alpa dan batu-batu
Namun, dalam gulita daksa aku berjuang diri
Mengobati hati dengan taubatan nasuha dan shalat penuh sungguh
Mencoba bangkit meski berlimang dosa
Tak peduli pada kata berhenti, aku harus kembali kepada Sang Ilahi
Ya Rabb, kapan cahaya magfirah itu menyapa dan kembali?
Dayunganku singgah sebentar pada bahtera, agar langkahku dituntun oleh cahaya
Wahai dermaga nan tiada bersua, izinkan daku membalut goresan mentah
Bertasbih menghasilkan Nur yang menembus angkasa
Subhanallah....
Ya Rabb kau musnahkan benalu di kalbuku
Kau nyalakan pondasi istiqomah untuk hama rasa
Kau percikkan nutrisi untuk kedua netraku
Padahal daku penuh bercak noda dalam sabda
Namun, engkau selalu hadir dalam setiap kisruhku
Ya Rabb di atas sajadah biru ku meminta
Kau rangkul diriku untuk menjadi lelaki sholeh
Daku menjunjung segala titah dan perintah-Mu
Menutut ilmu dunia mengharap rida-Mu
Bahwa seluruh hidup dan matiku terpulang
pada rida-Mu
Aku harap Engkau mengampuni ku
Puisi by Muhammad Raffi Athallah Miraza
Instagram: @raff_ath
"Halo, Saya Wahyu mendukung kegiatan fescom 2020 dan tertarik dengan hasil karya dari Azizah Nuraina Fatwaturrohmah
BalasHapus