Selasa, 02 November 2021

3

Abdi untuk Abadi karya Fadilatul Azizah

 Kuyakini aku telah akrab dengan malam

Dengan sebongkah keyakinan dan menopang sekarung harapan

Membawa amanah yang melekat di sekujur tubuh ini

Menebas lalu-lalang kerumunan

Berkenalan dengan hujan sang penenang kegelapan

Bahkan berkawan dengan angin kencang

Menikmata euforia sautan klakson kendaraan

Kusiapkan hati menuju surga kecil duniawi

Detak jantung riuh bergemuruh mengalahkan angin kalang kabut

Bisikan nurani selalu mengusik ketenangan

Aku egois dan aku mengakui

Lancangnya aku yang masih terdidik, justru malah mendidik

Menyusuri setiap lembaran sumber ilmu

Sudahlah aku pun lupa materi ini dan akhirnya menyerah

Mulai menggoreskan tinta pada papan tulis pucat

Kemudian menuliskan kalimat tak berarti, terkadang hanya sebatas tanggal dan hari

Mencoba merangkai kata agar mudah dipahami

Tetapi malah berlagak tinggi dihadapan anak-anak suci yang belum mengerti

Lihatlah aku sudah banyak makan asam garam kehidupan

Tirulah aku yang sudah mengarungi samudra

Gerak-gerik yang lihai penuh kepura-puraan

Mengapa kamu membohongi diri?

Adakah rasa bersalah di diri ini ?

Membodohi anak - anak polos dengan banyak alibi

Dimana kamu gantungkan nurani dan kepercayaan orang tua mereka?

Dasar bermuka dua

Mungkin saat ini jam dinding tertawa lewat suara dentingnya melihatku begini

Mengapa pendidikan ini dinistai?

Merasa paling hebat sampai lupa diri

Ternyata ada abdi yang harus dijalani

Satu hal yang kuyakini tentang abdi

Setia bagai buaya jantan yang ditinggali

Abdi bukan tentang materi atau pundi - pundi

Abdi berasal dan menetap di hati

Lalu, surga mana yang kukejar

Surga mana yang akan menghampiri ?

Bila yang ku harapkan hanya gaji

Wahai sang malam, Saksi bisu perjuangan seorang diri yang rendahan ini

Tolong putarkan kembali olokan yang sering aku lontarkan

Si pengecut ini ingin tamparan

Poros otak dangkal ku hanya memikirkan materi

Hatinya tertutup untuk membuat perubahan

Bibirnya terbujur kaku takut menghancurkan harapan

Air matanya mengalir sederas air terjun

Kini ku tahu makna abdi untuk abadi karena itu tamparan hati


Puisi karya Fadilatul Azizah
Instagram: @jeedee.la

3 komentar:

  1. Hwaaaaa MaasyaAllah bagus bat bestiie
    Memang terkadang kita perlu melakukan evaluasi diri bukan untuk menghakimi tapi agar bisa menjadi insan yang lebih baik lagi. Proud of you

    BalasHapus
  2. Semangat. Ditunggu karya puisi terbarunya šŸ¤—

    BalasHapus