Didik seorang pendidik, meski hanya dalam mimpi.
Didik seorang pemimpi, yang begitu ingin mendidik didikannya.
Terus Ia cari didikan untuk hari-hari,
Yang dengan menggebu-gebu bertanya, akankah Ia berjaya?
Celaka memang.
Zaman di mana layar putih lebih menarik,
Dan tulisan kecil lebih terasa indah.
Tak ada lagi pembaca di bawah terik,
Atau anak pincang yang tertawa rendah.
Celaka sudah, sungguh celaka.
Tapi Didik enggan menyerah.
Apalah daya yang terasa rendah,
Atau upaya yang menjulang resah,
Didik tak kenal lelah.
Mimpinya itu mendidik ramah,
Atau berkelana mencari pelamar murah,
Yang penting niat belajar tinggi, Didik berkilah.
Memang bagus si Didik.
Betapa dia merasa ingin,
Maka harus jelas terbidik,
Meski rasa susah dan pahit berkata lain.
Tapi tidak apa, karena Ia bersedia.
Ingin mendidik bangsa,
Mendidik penerusnya,
Dan kebanggaan menjadi upahnya.
Karena Didik seorang pendidik.
Puisi karya Tatag Aisyah Fil Miyzaani
Instagram: @tatag.fm
Mantaap
BalasHapusSemangaat
BalasHapuskeren amaat!!π
BalasHapusWiiih ❤️❤️
BalasHapusaihhh kerennπ₯π₯
BalasHapusKeren bgt emg dah tatag mah
BalasHapusSemangat✨✨
Plis puisinya tatag emang selalu keren. Gk ad lawan... semangat tag...ππͺ
BalasHapusKereenn banget weh semangaat tataag π₯π
BalasHapusKerenn
BalasHapusBagusss puisinya semangat yah penulis
BalasHapus