Tanda Kehancuran Sebuah Pondasi karya Azzahra Nabila

Rintik gerimis mengalun indah pada malam yang dingin

Membuka sesuatu yang seharusnya menutup

Kala rintik menetesi genting terus menerus

Kala itu pun waktu pembuktiannya

Terdengar derap langkah sang penguasa, menilik jeli

Menatap tajam dasar bangunannya

Tetesan hujan yang sedikit demi sedikit menembus genting semakin deras.

Tembok yang menjulang tinggi terasa bergoyang, kala sekumpulan air menyerbunya

Ia terperangah, tidak terbayang olehnya

Tak ada dalam benak sedikitpun

Pondasi negeri tidak dapat menangkal badai.

Ia memutar otak, berpikir dan terus perpikir

Hingga sang surya menyapa dirinya

Menyadari apa yang harus dibereskan

Ia bergegas berlari pada batang tubuh tumpuan hidup rakyat

Malam yang dihabiskan olehnya untuk berpikir

Membuahkan satu hasil

Satu kata berjuta makna untuk negeri

SISTEM..

Sistem yang dibuat tak mampu melawan derasnya badai.

Diputuskannya ia berada di sini

berdiri di depan para pemangku kekuasaan negeri ini

Ia terperangah untuk kedua kalinya. Sangat terperangah

Pendapatnya seolah hanya angin lalu

Dielakkannya ia meminta pertanggungjawaban

Mereka sibuk akan hiruk pikuk perpolitikan negeri

Berebut kekuasaan tanpa sedikit ada rasa iba akan sebuah pondasi negeri

Tak berpikirkah mereka

Pondasi yang mereka buat

Kekuatan negeri ini

Wadah anak bangsa bangsa, yang setitik saja Anda salah sentuh

Akan hancur, lebur, tak tersisa.

Pada siapa ia akan menyerahkan negeri ini?

Tentang nasib negeri dikemudian hari?

Tak terlintaskah dalam benaknya?

Pondasi yang kuat akan melahirkan generasi yang kuat.

Jika tidak? Apa yang diharapkan?

Begitu menyedihkan bangsa ini

Terlena bebasnya berpendapat

Melupakan satu pondasi penting

Satu sistem berpengaruh akan kelahiran generasi bangsa

Sistem ini, sistem pendidikan.

Puisi karya  Azzahra Nabila

Instagram: @zahranabilaaaa_