Minggu, 15 November 2020

0

Formula Kemenangan by M Yusuf Ferdiansyah

 FORMULA KEMENANGAN


    Tak seperti biasanya pagi ini Dian bangun lebih pagi dibanding biasanya. Jika biasanya ia

seringkali dibangunkan oleh orang tuanya untuk sholat subuh, namun kali ini Dian bangun bahkan

sebelum adzan subuh berkumandang. “Alhamdulillah hari ini aku bisa bangun sebelum subuh, 10

menit lagi adzan jadi alangkah baiknya aku harus bersiap-siap ke masjid” ungkap Dian. Tak lama

berselang, adzan subuh berkumandang, Dian dan juga ayahnya pamit pada ibunya untuk

melaksanakan ibadah sholat subuh di masjid.


    Di masjid sudah banyak teman Dian yang datang untuk melaksanakan sholat subuh. Alasan

Dian dan teman-temannya pada hari ini sholat subuh di masjid karena perintah dari pelatih futsal

mereka yaitu Pak Yusuf. Pak Yusuf memerintahkan mereka untuk sholat berjamaah di masjid, karena

jika tidak sholat maka tidak boleh ikut turnamen futsal pada hari ini. Jadi alasan mereka saat itu sholat

subuh berjamaah adalah agar mereka bisa ikut turnamen futsal yang akan diadakan hari sabtu ini dan

esok hari.


    Jam 6 tepat, matahari perlahan menampakkan wajahnya. Dian telah menyelesaikan sarapan

pagi dan sudah siap untuk perjalanan pada hari ini. Dengan wajah berseri-seri dan menampakkan

senyum bahagia, Dian meminta restu dan pamit ke orang tuanya “Ayah, Ibu, Dian izin pamit yaa

untuk ke sekolah. Mohon doanya untuk Dian di turnamen futsal kali ini.” Segera setelahnya Dian

berangkat dengan mengayuh sepedanya ke SDN 06 yang jaraknya sekitar 10 menit dari rumah Dian.


    Sesampainya disekolah Dian melihat Iqbal dan Samsul yang sudah datang terlebih dahulu.

Iqbal dan Samsul merupakan sahabat Dian sejak kelas 2 SD namun di kelas 5 ini, kelas mereka

berbeda, Dian di kelas 5A sementara Iqbal dan Samsul di kelas 5B. “Diannn sini cepat, kamu sudah

membawa apa yang pelatih bawa kan?” Ucap Iqbal langsung bertanya dengan suara yang keras

seperti biasanya. “Ya, kupikir aku telah membawa semuanya, jersey futsal, sepatu dan kaos kaki, lalu

sarung juga sudah kubawa. Kira-kira apa ya gunanya futsal bawa sarung?” Ucap Dian. “Kami juga

tidak tahu, tapi nanti kita coba tanya ke pak Yusuf” balas Iqbal dan Samsul bersamaan.


    Waktu menunjukkan pukul 06.30 semua pemain dalam turnamen futsal kali ini sudah

berkumpul, mereka antara lain adalah Iqbal sebagai penjaga gawang, lalu ada Iyan, Mahfud, Deka

dan Dian sebagai pemain bertahan, serta ada Adi, Samsul, Bahri, dan Yuda sebagai pemain

menyerang. Total pemain yang dibawa saat turnamen kali ini berjumlah 9 orang karena Arul dan

Imam sedang sakit beberapa hari belakangan ini. Terakhir ada pak Yusuf selaku pelatih dan guru

olahraga SDN 06.


    “Baiklah karena kita semua telah berkumpul, dan waktu sudah menunjukkan pukul 06.30

maka mari kita berangkat” Ucap pak Yusuf. “Ayoo kita berangkat!!!” Balas semua murid dan segera

mereka berlari menuju gerbang. Disaat sedang berlari tiba-tiba pak Yusuf memberhentikan mereka

“Eiittss siapa yang suruh kalian berangkat kesana? Kita terlebih dahulu berangkat ke musholla”. “Kan

kita mau bertanding pak, bukan mau sholat, memangnya ada sholat jam 06.30?” Balas Yuda dengan

nada kesal. “Ya sudah, kalian kan sudah bawa sarung, ayo kita ke musholla, nanti bapak kasih tahu

di musholla” Jawab pak Yusuf dengan nada lembut.


    Sesampainya di musholla pak Yusuf menjelaskan terkait alasan para murid harus membawa

sarung, padahal mereka akan bertanding futsal “Nah bapak akan kasih tau kenapa kalian harus

membawa sarung atau celana panjang. Alasannya adalah agar kita sholat dhuha dulu, dan juga untuk

berdoa bersama demi kelancaran acara kita hari ini. Apakah kalian sudah paham?” tanya pak Yusuf.

“Sudah paham pak” jawab murid-murid dengan kompak. Kemudian mereka mengambil air wudhu

dan segera melaksanakan sholat dhuha serta doa bersama guna kelancaran acara mereka hari ini.


    Kurang lebih 30 menit mereka beribadah dan berdoa bersama, sekarang mereka sudah siap

untuk menuju tempat turnamen diadakan. “Baiklah waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 mari kita

berangkat menuju tempat turnamen futsal kita yaitu di SDN 05.” Ucap pak Yusuf dengan penuh

semangat. Kemudian mereka semua berjalan kaki ke SDN 05 karena jaraknya cukup dekat, sekitar

200 meter. Sembari berjalan mereka bernyanyi bersama dengan semangat dan tentunya dengan

perasaan yang bahagia.


    Sesampainya di SDN 05 pengundian sedang berlangsung dan ada 8 sekolah yang akan

berpartisipasi dalam ajang turnamen futsal tahun ini. Nama-nama 8 sekolah tersebut adalah SDN 01

yang di favoritkan juara pada kali ini. Kemudian SDN 03 dan SDN 04 tim yang selalu merepotkan

lawan-lawannya. SDN 05 sang tuan rumah turnamen kali ini. Lalu SDN 06, SDN 07, dan SDN 09

yang belum memiliki riwayat juara. Terakhir tim yang terlihat biasa saja yaitu SDN 11. Kedelapan

sekolah telah berkumpul dan siap untuk melaksanakan pertandingan demi pertandingan.


    Pertandingan pertama di lapangan A yaitu SDN 07 melawan SDN 11. Walaupun pertandingan

berjalan dengan tempo lambat namun SDN 11 perlu dipuji karena pantang menyerah melawan SDN

07 dan skor akhir menunjukkan 1 : 2 dengan kemenangan untuk SDN 11. Lalu di waktu yang

bersamaan, di lapangan B berlangsung pertandingan antara SDN 05 melawan SDN 04 yang

berlangsung sangat seru sampai pendukung masing-masing sekolah berteriak dengan penuh

semangat. Kemudian pertandingan selesai dengan skor 4 : 3 dengan kemenangan untuk SDN 05.


    Pertandingan selanjutnya di lapangan A antara SDN 01 melawan SDN 09 dan di lapangan B

SDN 06 melawan SDN 03. Pak Yusuf memberikan instuksi kepada murid-murid untuk berkumpul

“Anak-anak ini pertandingan pertama kita, semangat kalian, bertandinglah dengan sportif dan raihlah

kemenangan untuk kita semua.” Kemudian sebelum peluit dibunyikan, Dian sebagai kapten

memberikan semangat untuk teman-temannya “Teman-teman kita sudah berlatih semaksimal

mungkin, maka mari berikan hasil yang maksimal dari latihan kita untuk pertandingan ini. SDN 06

semangat!!!” peluit pertandingan dibunyikan dan pertandingan langsung berjalan.


    Babak pertama berlangsung sengit di lapangan B berulang kali Dian memberikan arahan

untuk teman-temannya. Dian sebagai kapten benar-benar bertanggung jawab dalam menjalankan

tugasnya. Berulang kali Dian menenangkan teman-temannya dan akhirnya di menit-menit akhir

babak pertama Yuda berhasil memberikan gol pembuka untuk SDN 06. Peluit babak pertama

dibunyikan dan tanda pertandingan babak pertama berakhir. Dian langsung memberikan instruksi

kepada teman-temannya untuk berkumpul “Ayoo semua berkumpul, masih ada pertandingan kedua,

jangan cepat puas dengan hasil tadi.”


    Jeda Istirahat berakhir, dan peluit tanda dimulainya babak kedua telah dibunyikan.

Pertandingan berjalan dengan cukup bagus dan beberapa kali SDN 06 menciptakan peluang. Saling

balas serangan demi serangan terjadi dipertandingan ini. 5 menit terakhir pemain dari SDN 03 mulai

terlihat kelelahan dan hasilnya 3 gol tambahan tercipta di momen tersebut, peluit akhir pertandingan

dibunyikan. Hasil akhir pertandingan di lapangan A SDN 01 menang dengan skor meyakinkan 7 : 0

atas SDN 09. Di lapangan B SDN 06 Menang dengan skor 4 : 0 atas lawannya. Pertandingan

memasuki babak semifinal dengan pertandingan SDN 11 vs SDN 01 dan SDN 05 vs SDN 06.


    Namun di babak semifinal ini terjadi hal yang mengejutkan dengan menghasilkan sebuah hasil

yang tidak terduga sama sekali, baik dari murid-murid ataupun para penonton. Hasil tersebut adalah

kekalahan SDN 01 saat melawan SDN 11 dengan skor 3 : 1. Tiga gol tersebut dicetak oleh sang

kapten SDN 11 sekaligus tetangga Dian yaitu Feri dan mengantarkan timnya menuju babak final.

Sementara pertandingan SDN 05 melawan SDN 06 berakhir dengan skor 0 : 2 untuk kemenangan

SDN 06. Setelah pertandingan babak semifinal, dilakukan jeda istirahat selama 2 jam untuk

memulihkan tenaga masing-masing tim..


    “Anak-anak mari kita sama-sama istirahat untuk memulihkan stamina kita dan juga disini ada

Bu Tia yang sudah membawakan roti juga air untuk kita semua.” Ucap pak Yusuf diikuti dengan

anak-anak yang langsung mengambil dan melahap roti uga air yang sudah disiapkan untuk mereka.

“Pak Yusuf saya izin ke kamar mandi sebentar ya pak” Izin Dian kepada pak Yusuf setelah menghabiskan makanannya. Di perjalanan menuju kamar mandi Dian bertemu dengan Feri yang

sedang tilawah saat jeda tersebut. Dian kemudian menghampiri Feri dan mengajukan sebuah

pertanyaan “Fer, kenapa kamu tilawah, bukannya lebih baik untuk istirahat dan membahas strategi

untuk di final?” Kemudian Feri menghentikan tilawah sejenak dan menjawab pertanyaan Dian “Betul

yang kamu bilang Di, tapi saat ini aku sedang membujuk Allah untuk memberikan kemudahan di

pertandingan nanti” Dian yang tak begitu mengerti jawaban Feri langsung pamit dan meninggalkan

Feri yang melanjutkan tilawah.


    Pertandingan babak final segera dimulai, masing-masing tim melakukan jabat tangan dan

kemudian mendengarkan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Setelah berakhir, mereka semua

mengambil posisi untuk melakukan pertandingan final yang ditunggu-tunggu antara tim kuda hitam

SDN 11 melawan penantang api, julukan untuk SDN 06 yang selalu bersemangat di setiap

pertandingan. Peluit dimulainya babak pertama dibunyikan, riuh suara penonton saling bersahutan

mendukung tim yang sedang bertanding pada saat itu.


    Pertandingan berjalan cukup sengit dan tampak tak ada yang mau mengalah satu sama lain.

Namun akhirnya kebuntuan terpecahkan dengan gol yang diciptakan oleh Feri membuat kedudukan

menjadi 1 : 0 untuk SDN 11. Di babak kedua SDN 11 menambah pundi-pundi gol-nya ke gawang

SDN 06 dan akhirnya peluit final dibunyikan. Skor berakhir dengan kedudukan 3 : 0 untuk SDN 11.

Dian dan teman-temannya bersedih dan harus puas dengan menjadi juara 2.


    Melihat murid-muridnya sedang bersedih, pak Yusuf memberikan semangat untuk mereka

karena telah mencapai juara 2 dan berjanji mengajak mereka untuk makan bakso di dekat SDN 06

yang terkenal enak. Dian beserta teman-temannya kembali bahagia dengan kabar tersebut, kemudian

tim mengadakan evaluasi setelah kekalahan itu. “Anak-anak apakah kalian tahu mengapa kita kalah

padahal kita telah sering latihan?” tanya pak Yusuf. Mendengar pertanyaan tersebut, semua murid

kompak menggelengkan kepala.


    Kemudian pak guru menjelaskan alasan mengapa mereka kalah “Setelah bapak selidiki

mengapa kita bisa kalah, hal ini ternyata disebabkan kurangnya kita berinteraksi dengan Allah. Pak

Ilham dari SDN 11 menceritakan bahwa selain timnya sering latihan, mereka juga rutin untuk tilawah

dan sholat dhuha setiap harinya hingga mental juara dan rendah hati dalam diri mereka terbentuk.

Baik itu saja evaluasinya. Mari kita menuju tukang bakso!!!” Semua murid yang mendengarkan

alasan tersebut paham dan kemudian mereka semua menuju tukang bakso.


    Hari-hari selanjutnya setelah pertandingan tersebut sangat berbeda sekali. Sekarang setiap

pagi sebelum bel masuk, mereka semua melakukan tilawah di kelas masing-masing. Di waktu istirahat pukul 09.30 mereka menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat dhuha di musholla.

Kemudian sepulang dari sekolah, mereka mempersiapkan diri untuk latihan futsal. Alasan dibalik

perubahan tersebut karena mereka ingin menjadi yang terbaik dan menjadi juara di turnamen atau

kejuaraan berikutnya.


M Yusuf Ferdiansyah – myferdiansyah28

0 comments:

Posting Komentar