FORMULA KEMENANGAN
Tak seperti biasanya pagi ini Dian bangun lebih pagi dibanding biasanya. Jika biasanya ia
seringkali dibangunkan oleh orang tuanya untuk sholat subuh, namun kali ini Dian bangun bahkan
sebelum adzan subuh berkumandang. “Alhamdulillah hari ini aku bisa bangun sebelum subuh, 10
menit lagi adzan jadi alangkah baiknya aku harus bersiap-siap ke masjid” ungkap Dian. Tak lama
berselang, adzan subuh berkumandang, Dian dan juga ayahnya pamit pada ibunya untuk
melaksanakan ibadah sholat subuh di masjid.
Di masjid sudah banyak teman Dian yang datang untuk melaksanakan sholat subuh. Alasan
Dian dan teman-temannya pada hari ini sholat subuh di masjid karena perintah dari pelatih futsal
mereka yaitu Pak Yusuf. Pak Yusuf memerintahkan mereka untuk sholat berjamaah di masjid, karena
jika tidak sholat maka tidak boleh ikut turnamen futsal pada hari ini. Jadi alasan mereka saat itu sholat
subuh berjamaah adalah agar mereka bisa ikut turnamen futsal yang akan diadakan hari sabtu ini dan
esok hari.
Jam 6 tepat, matahari perlahan menampakkan wajahnya. Dian telah menyelesaikan sarapan
pagi dan sudah siap untuk perjalanan pada hari ini. Dengan wajah berseri-seri dan menampakkan
senyum bahagia, Dian meminta restu dan pamit ke orang tuanya “Ayah, Ibu, Dian izin pamit yaa
untuk ke sekolah. Mohon doanya untuk Dian di turnamen futsal kali ini.” Segera setelahnya Dian
berangkat dengan mengayuh sepedanya ke SDN 06 yang jaraknya sekitar 10 menit dari rumah Dian.
Sesampainya disekolah Dian melihat Iqbal dan Samsul yang sudah datang terlebih dahulu.
Iqbal dan Samsul merupakan sahabat Dian sejak kelas 2 SD namun di kelas 5 ini, kelas mereka
berbeda, Dian di kelas 5A sementara Iqbal dan Samsul di kelas 5B. “Diannn sini cepat, kamu sudah
membawa apa yang pelatih bawa kan?” Ucap Iqbal langsung bertanya dengan suara yang keras
seperti biasanya. “Ya, kupikir aku telah membawa semuanya, jersey futsal, sepatu dan kaos kaki, lalu
sarung juga sudah kubawa. Kira-kira apa ya gunanya futsal bawa sarung?” Ucap Dian. “Kami juga
tidak tahu, tapi nanti kita coba tanya ke pak Yusuf” balas Iqbal dan Samsul bersamaan.
Waktu menunjukkan pukul 06.30 semua pemain dalam turnamen futsal kali ini sudah
berkumpul, mereka antara lain adalah Iqbal sebagai penjaga gawang, lalu ada Iyan, Mahfud, Deka
dan Dian sebagai pemain bertahan, serta ada Adi, Samsul, Bahri, dan Yuda sebagai pemain
menyerang. Total pemain yang dibawa saat turnamen kali ini berjumlah 9 orang karena Arul dan
Imam sedang sakit beberapa hari belakangan ini. Terakhir ada pak Yusuf selaku pelatih dan guru
olahraga SDN 06.
“Baiklah karena kita semua telah berkumpul, dan waktu sudah menunjukkan pukul 06.30
maka mari kita berangkat” Ucap pak Yusuf. “Ayoo kita berangkat!!!” Balas semua murid dan segera
mereka berlari menuju gerbang. Disaat sedang berlari tiba-tiba pak Yusuf memberhentikan mereka
“Eiittss siapa yang suruh kalian berangkat kesana? Kita terlebih dahulu berangkat ke musholla”. “Kan
kita mau bertanding pak, bukan mau sholat, memangnya ada sholat jam 06.30?” Balas Yuda dengan
nada kesal. “Ya sudah, kalian kan sudah bawa sarung, ayo kita ke musholla, nanti bapak kasih tahu
di musholla” Jawab pak Yusuf dengan nada lembut.
Sesampainya di musholla pak Yusuf menjelaskan terkait alasan para murid harus membawa
sarung, padahal mereka akan bertanding futsal “Nah bapak akan kasih tau kenapa kalian harus
membawa sarung atau celana panjang. Alasannya adalah agar kita sholat dhuha dulu, dan juga untuk
berdoa bersama demi kelancaran acara kita hari ini. Apakah kalian sudah paham?” tanya pak Yusuf.
“Sudah paham pak” jawab murid-murid dengan kompak. Kemudian mereka mengambil air wudhu
dan segera melaksanakan sholat dhuha serta doa bersama guna kelancaran acara mereka hari ini.
Kurang lebih 30 menit mereka beribadah dan berdoa bersama, sekarang mereka sudah siap
untuk menuju tempat turnamen diadakan. “Baiklah waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 mari kita
berangkat menuju tempat turnamen futsal kita yaitu di SDN 05.” Ucap pak Yusuf dengan penuh
semangat. Kemudian mereka semua berjalan kaki ke SDN 05 karena jaraknya cukup dekat, sekitar
200 meter. Sembari berjalan mereka bernyanyi bersama dengan semangat dan tentunya dengan
perasaan yang bahagia.
Sesampainya di SDN 05 pengundian sedang berlangsung dan ada 8 sekolah yang akan
berpartisipasi dalam ajang turnamen futsal tahun ini. Nama-nama 8 sekolah tersebut adalah SDN 01
yang di favoritkan juara pada kali ini. Kemudian SDN 03 dan SDN 04 tim yang selalu merepotkan
lawan-lawannya. SDN 05 sang tuan rumah turnamen kali ini. Lalu SDN 06, SDN 07, dan SDN 09
yang belum memiliki riwayat juara. Terakhir tim yang terlihat biasa saja yaitu SDN 11. Kedelapan
sekolah telah berkumpul dan siap untuk melaksanakan pertandingan demi pertandingan.
Pertandingan pertama di lapangan A yaitu SDN 07 melawan SDN 11. Walaupun pertandingan
berjalan dengan tempo lambat namun SDN 11 perlu dipuji karena pantang menyerah melawan SDN
07 dan skor akhir menunjukkan 1 : 2 dengan kemenangan untuk SDN 11. Lalu di waktu yang
bersamaan, di lapangan B berlangsung pertandingan antara SDN 05 melawan SDN 04 yang
berlangsung sangat seru sampai pendukung masing-masing sekolah berteriak dengan penuh
semangat. Kemudian pertandingan selesai dengan skor 4 : 3 dengan kemenangan untuk SDN 05.
Pertandingan selanjutnya di lapangan A antara SDN 01 melawan SDN 09 dan di lapangan B
SDN 06 melawan SDN 03. Pak Yusuf memberikan instuksi kepada murid-murid untuk berkumpul
“Anak-anak ini pertandingan pertama kita, semangat kalian, bertandinglah dengan sportif dan raihlah
kemenangan untuk kita semua.” Kemudian sebelum peluit dibunyikan, Dian sebagai kapten
memberikan semangat untuk teman-temannya “Teman-teman kita sudah berlatih semaksimal
mungkin, maka mari berikan hasil yang maksimal dari latihan kita untuk pertandingan ini. SDN 06
semangat!!!” peluit pertandingan dibunyikan dan pertandingan langsung berjalan.
Babak pertama berlangsung sengit di lapangan B berulang kali Dian memberikan arahan
untuk teman-temannya. Dian sebagai kapten benar-benar bertanggung jawab dalam menjalankan
tugasnya. Berulang kali Dian menenangkan teman-temannya dan akhirnya di menit-menit akhir
babak pertama Yuda berhasil memberikan gol pembuka untuk SDN 06. Peluit babak pertama
dibunyikan dan tanda pertandingan babak pertama berakhir. Dian langsung memberikan instruksi
kepada teman-temannya untuk berkumpul “Ayoo semua berkumpul, masih ada pertandingan kedua,
jangan cepat puas dengan hasil tadi.”
Jeda Istirahat berakhir, dan peluit tanda dimulainya babak kedua telah dibunyikan.
Pertandingan berjalan dengan cukup bagus dan beberapa kali SDN 06 menciptakan peluang. Saling
balas serangan demi serangan terjadi dipertandingan ini. 5 menit terakhir pemain dari SDN 03 mulai
terlihat kelelahan dan hasilnya 3 gol tambahan tercipta di momen tersebut, peluit akhir pertandingan
dibunyikan. Hasil akhir pertandingan di lapangan A SDN 01 menang dengan skor meyakinkan 7 : 0
atas SDN 09. Di lapangan B SDN 06 Menang dengan skor 4 : 0 atas lawannya. Pertandingan
memasuki babak semifinal dengan pertandingan SDN 11 vs SDN 01 dan SDN 05 vs SDN 06.
Namun di babak semifinal ini terjadi hal yang mengejutkan dengan menghasilkan sebuah hasil
yang tidak terduga sama sekali, baik dari murid-murid ataupun para penonton. Hasil tersebut adalah
kekalahan SDN 01 saat melawan SDN 11 dengan skor 3 : 1. Tiga gol tersebut dicetak oleh sang
kapten SDN 11 sekaligus tetangga Dian yaitu Feri dan mengantarkan timnya menuju babak final.
Sementara pertandingan SDN 05 melawan SDN 06 berakhir dengan skor 0 : 2 untuk kemenangan
SDN 06. Setelah pertandingan babak semifinal, dilakukan jeda istirahat selama 2 jam untuk
memulihkan tenaga masing-masing tim..
“Anak-anak mari kita sama-sama istirahat untuk memulihkan stamina kita dan juga disini ada
Bu Tia yang sudah membawakan roti juga air untuk kita semua.” Ucap pak Yusuf diikuti dengan
anak-anak yang langsung mengambil dan melahap roti uga air yang sudah disiapkan untuk mereka.
“Pak Yusuf saya izin ke kamar mandi sebentar ya pak” Izin Dian kepada pak Yusuf setelah menghabiskan makanannya. Di perjalanan menuju kamar mandi Dian bertemu dengan Feri yang
sedang tilawah saat jeda tersebut. Dian kemudian menghampiri Feri dan mengajukan sebuah
pertanyaan “Fer, kenapa kamu tilawah, bukannya lebih baik untuk istirahat dan membahas strategi
untuk di final?” Kemudian Feri menghentikan tilawah sejenak dan menjawab pertanyaan Dian “Betul
yang kamu bilang Di, tapi saat ini aku sedang membujuk Allah untuk memberikan kemudahan di
pertandingan nanti” Dian yang tak begitu mengerti jawaban Feri langsung pamit dan meninggalkan
Feri yang melanjutkan tilawah.
Pertandingan babak final segera dimulai, masing-masing tim melakukan jabat tangan dan
kemudian mendengarkan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Setelah berakhir, mereka semua
mengambil posisi untuk melakukan pertandingan final yang ditunggu-tunggu antara tim kuda hitam
SDN 11 melawan penantang api, julukan untuk SDN 06 yang selalu bersemangat di setiap
pertandingan. Peluit dimulainya babak pertama dibunyikan, riuh suara penonton saling bersahutan
mendukung tim yang sedang bertanding pada saat itu.
Pertandingan berjalan cukup sengit dan tampak tak ada yang mau mengalah satu sama lain.
Namun akhirnya kebuntuan terpecahkan dengan gol yang diciptakan oleh Feri membuat kedudukan
menjadi 1 : 0 untuk SDN 11. Di babak kedua SDN 11 menambah pundi-pundi gol-nya ke gawang
SDN 06 dan akhirnya peluit final dibunyikan. Skor berakhir dengan kedudukan 3 : 0 untuk SDN 11.
Dian dan teman-temannya bersedih dan harus puas dengan menjadi juara 2.
Melihat murid-muridnya sedang bersedih, pak Yusuf memberikan semangat untuk mereka
karena telah mencapai juara 2 dan berjanji mengajak mereka untuk makan bakso di dekat SDN 06
yang terkenal enak. Dian beserta teman-temannya kembali bahagia dengan kabar tersebut, kemudian
tim mengadakan evaluasi setelah kekalahan itu. “Anak-anak apakah kalian tahu mengapa kita kalah
padahal kita telah sering latihan?” tanya pak Yusuf. Mendengar pertanyaan tersebut, semua murid
kompak menggelengkan kepala.
Kemudian pak guru menjelaskan alasan mengapa mereka kalah “Setelah bapak selidiki
mengapa kita bisa kalah, hal ini ternyata disebabkan kurangnya kita berinteraksi dengan Allah. Pak
Ilham dari SDN 11 menceritakan bahwa selain timnya sering latihan, mereka juga rutin untuk tilawah
dan sholat dhuha setiap harinya hingga mental juara dan rendah hati dalam diri mereka terbentuk.
Baik itu saja evaluasinya. Mari kita menuju tukang bakso!!!” Semua murid yang mendengarkan
alasan tersebut paham dan kemudian mereka semua menuju tukang bakso.
Hari-hari selanjutnya setelah pertandingan tersebut sangat berbeda sekali. Sekarang setiap
pagi sebelum bel masuk, mereka semua melakukan tilawah di kelas masing-masing. Di waktu istirahat pukul 09.30 mereka menyempatkan diri untuk melaksanakan sholat dhuha di musholla.
Kemudian sepulang dari sekolah, mereka mempersiapkan diri untuk latihan futsal. Alasan dibalik
perubahan tersebut karena mereka ingin menjadi yang terbaik dan menjadi juara di turnamen atau
kejuaraan berikutnya.
M Yusuf Ferdiansyah – myferdiansyah28
0 comments:
Posting Komentar