Minggu, 15 November 2020

0

Kenangan untuk Anak-Anak by Muhammad Zhafran Bahij

Kenangan untuk Anak-Anak


Anak-anak merupakan seseorang yang akan menjadi remaja. Remaja adalah seseorang

yang akan menjadi pemuda. Lalu, pemuda adalah seseorang yang akan membawa perubahan

pada bangsa ini baik secara positif maupun negatif. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa

anak-anak akan membawa perubahan pada bangsa ini. Setidaknya itulah menurut pemikiranku.

Di awal hari yang agak mendung ini, aku sedang bersantai sambil scrolling1


instagram2

untuk mencari kegiatan yang menarik. Tiba-tiba, aku melihat postingan yang menarik sehingga

tanpa ragu aku langsung melakukan bookmark3


postingan tersebut. Kegiatan yang akan

kulakukan kali ini adalah kegiatan yang berhubungan dengan anak-anak. Kegiatan tersebut

diadakan dalam rangka Hari Anak Nasional yang diadakan pada tanggal 20 Juni 2020. Namun,

adanya pandemi membuat kegiatan ini dilaksanakan via zoom4


. Dalam postingan tersebut

dijelaskan bahwa mereka sedang mencari relawan yang berdomisili di sekitar Jakarta. Tanpa

berpikir panjang, aku membuka kalendar di aplikasi ponsel pintar lalu menandainya agar tidak

lupa.

Aku selalu membuat perencanaan dalam kehidupanku sejak masih kanak-kanak. Orang

tuaku mengajarkanku betapa pentingnya rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka

panjang. Waktu aku masih berusia lima tahun, aku merasa itu hanyalah hal yang tidak penting.

Namun, setelah beberapa tahun menjalaninya, akhirnya aku mengerti apa pentingnya suatu

perencanaan. Apapun yang kulakukan saat ini adalah hasil dari perencanaanku di masa lalu dan

hal yang ingin diwujudkan di masa depan.

Selain itu, aku dididik dengan menerapkan prinsip reward5


dan punishment6

dalam

setiap hal sampai saat ini. Hadiah yang diberikan saat masih kecil biasanya adalah mainan,

sedangkan semasa SMP sampai sekarang hadiahnya adalah uang tergantung dari tingkat kesulitan

hal tersebut. Hukuman yang diberikan biasanya hukuman yang ringan tetapi konsisten.

Contohnya saat aku melakukan ulangan semasa SMA, setiap kali remedial hukuman yang

diberikan adalah menyetrika pakaian satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang adik

laki-laki selama empat hari. Namun, jika ketahuan melakukannya dengan cara pergi ke laundry,

1 Kegiatan menggerakkan layar dari atas ke bawah ataupun sebaliknya.

2 Salah satu media sosial

3 Menandai

4 Salah satu media konferensi daring

5 Hadiah

6 Hukuman


uang jajanku akan dipotong menjadi seribu rupiah selama empat hari. Sedangkan, jika tidak

remedial, uang jajanku akan dinaikkan dua kali lipat selama beberapa hari tergantung dari jumlah

ulangan yang tidak remedial. Jika aku tidak remedial sebanyak sepuluh kali, uang jajanku akan

menjadi dua kali lipat selama sepuluh hari.

Salah satu prinsip hidupku yang kutanamkan mungkin tidak sekuat tokoh utama pada

komik dan film. Prinsip hidupku adalah “jadilah manusia yang berguna, tetapi jangan lupa

sayangi dirimu sendiri”. Penjelasan dari prinsip tersebut adalah aku sangat dianjurkan menjadi

manusia yang membawa kebermanfaatan selama tidak membuat diri sendiri menderita.

Pendaftaran dan seleksinya diadakan bersamaan sampai sebulan sebelum Hari Anak

Nasional. Proses pendaftarannya cukup mudah dan tidak perlu mengeluarkan biaya, tetapi

seleksinya pasti tidak semudah itu. Tinggal tiga hari lagi sebelum waktu pendaftaran selesai.

Dalam waktu yang singkat itu, aku harus bisa mempersiapkan diri.

Tiga hari telah berlalu, dihadapanku terdapat seseorang yang berada di balik layar laptop.

Pertanyaan yang dilontarkan hampir mirip dengan yang ditanyakan oleh orang-orang pada

umumnya seperti seorang pewawancara yang bertanya kepada calon panitia. Aku bisa menjawab

semua pertanyaan dengan lancar tanpa gagap sedikitpun.

Setelah lulus seleksi, aku dimasukkan ke grup panitia yang ternyata berjumlah sepuluh

orang saja. Namun, setelah kubaca baik-baik judul grupnya, aku dimasukkan ke grup sebelas

yang berarti bisa dibayangkan jumlah grupnya cukup banyak. Jabatanku adalah menjadi bagian

publikasi dan dokumentasi karena itulah bagian favoritku ketika menjadi panitia di suatu acara.

Intinya tugasku adalah yang membuat kerangka logo menjadi logo, lalu membuat postingan di

media sosial mengenai acara ini dan terakhir mendokumentasikan saat rapat dan juga acara.

Seperti biasa, isi dari chat grup saat hari pertama adalah kata-kata perkenalan diri dan

saling menyapa antara satu anggota dengan anggota yang lain. Aktivitas ini membuat ponse

pintarku bergetar cukup lama karena banyaknya notifikasi. Mau tidak mau, Ritual ini harus

kuikuti agar bisa menjadi bagian dari mereka. Alasanku mengikutinya adalah hanya keinginan

sederhana, yaitu menunjukkan identitas diri. Menurutku, seseorang tidak akan dikenal sebelum

dia mengenalkan dirinya sendiri. Informasi diri dan gaya komunikasi yang dikeluarkan dapat

memperlihatkan sedikit sifat dan perilaku seseorang. Oleh karena itu, aku pernah diingatkan oleh

ayahku mengenai hal ini.


Ayahku mengajariku cara chatting7


di suatu media sosial. Pada awalnya aku berpikir cara

tersebut tidak sesuai dengan diri sendiri karena sesuai dengan kata-kata tokoh utama di film, yaitu

“jadilah diri sendiri”. Ayahku membalaskan kata-kataku dengan cepat “Kalau begitu, apakah

tokoh antagonis harus menjadi diri sendiri? Apakah dia tidak perlu diceramahi oleh tokoh

utama?” Setiap film yang aku tonton, tidak ada tokoh antagonis yang mengatakan “jadilah diri

sendiri”. Mengapa demikian? Bukankah tokoh-tokoh antagonis juga memiliki hak untuk

mengatakan hal tersebut?

Ayah melihatku dengan tersenyum sambil menatap dirku yang dipenuhi dengan

kebingungan. Ayahku lalu berkata “Seseorang pernah berkata bahwa jadilah versi terbaik dari

diri sendiri.” Kata-kata yang ayah sampaikan kepadaku mirip seperti kata-kata yang pernah

kubaca di buku peninggalan ayah yang tersimpan di perpustakaan pribadi miliknya.

Setiap film yang pernah aku tonton, beberapa diantaranya membuatku tersadar bahwa

lawanku adalah diriku sendiri. Apakah aku bisa mengalahkan diriku yang sekarang ini? Ataukah

aku justru dikalahkan oleh diriku di masa lalu? Semua jawaban tersebut hanya bisa dipahami oleh

diriku sendiri.

Akibat melamun, aku tiba-tiba tertidur sekitar dua puluh menit. Waktuku terbuang sia-sia

untuk melamunkan hal di masa lalu atau mungkin ini adalah kesempatan yang baik bagiku untuk

mengingat kata-kata keren itu.

Dua minggu sebelum Hari Anak Nasional, aku diajak mabar8


oleh adikku yang bernama

Zwei Isnain. Berhubung semua tugas telah aku rencanakan, inilah waktu yang tepat untuk mabar

dengannya. Tiga tahun yang lalu, Adikku dan aku sering diajak bermain game9


terutama game

moba10 dan battle royal11 bersama dengan ayah. Aku tidak pernah tahu mengapa ayahku sangat

jago bermain game , padahal usianya sudah mencapai kepala lima. Orang yang bisa mengalahkan

ayahku hanyalah adikku seorang saja. Adikku sangat ahli dalam memainkan game tersebut,

bahkan pernah mengikuti kejuaraan nasional, tetapi belum pernah memenangkannya. Biasanya

ditengah game , kadang suka kepikiran, “bukankah memainkan game hanyalah membuang-buang

waktu saja?”

7 bicara

8 Main bareng/ main bersama

9 Bisa diartikan sebagai permainan, tetapi mengalami penyempitan makna sehingga hanya permaian elektronik yang

dianggap game

10 Multiplayer Online Battle Arena  ̧ salah satu contoh game-nya adalah mobile legend bang bang

11 Sebuah gameplay di mana banyak pemain dikumpulkan dalam satu tempat. Pemain terakhir yang masih hidup

adalah yang menang. Contohnya PUBG


Setelah kami bertiga bermain game, aku mulai diajak berbicara dengan ayah di kamar

pribadinya. “Peformamu dalam game ternyata tidak sebagus dalam akademikmu.” Kata Ayahku

dengan agak santai. “Maaf, yah! Karena ini game, kupikir tidak begitu penting.” Jawabku sambil

agak tertawa. Mendengar jawabanku, ayahku tertawa. Aku yang tidak tahu harus bereaksi apa

hanya bisa tertawa kecil saja.

Ayahku kemudian berkata “Menurutmu game itu tidaklah penting. Tapi menurut ayah,

game itu sangat penting.” Jika kupikirkan baik-baik, pekerjaan ayahku tidak ada hubungannya

sama sekali dengan game sehingga tidak mungkin game sangat diperlukan. “Tapi, bukankah

ayah bekerja tidak sebagai gamer?” Tanyaku yang heran.

Ayahku berkata lagi kepadaku “Tidak juga. Berkat game, ayah memiliki pemasukan

tambahan serta relasi yang luas untuk bisa saling tolong-menolong. Selain itu, di game moba

mengajarkan kita agar memahami role12


–nya masing-masing. Peran seorang captain13 jadi apa?

Peran seorang pemain tengah menjadi apa? Peran support14 seperti apa? Semuanya harus ada

komunikasi dan strategi yang baik agar kita bisa memenangkan pertandingan. Lagipula,

bukankah menjadi bermanfaat itu bisa meningkatkan nilai seorang manusia selama tidak

membebani diri sendiri?”

Kata-kata ayahku memang selalu hebat. Aku tidak pernah menyangka bahwa seorang

orang tua mendukung anaknya bermain game dan juga aku tidak pernah menyangka dari sudut

pandang ayahku bahwa game itu bermanfaat.

“Tapi, jangan lupakan kewajibanmu, mas Hiji.” Kata ayahku.

Seminggu sebelum Hari Anak Nasional, aku pernah menyarankan kepada teman-teman di

grup agar semakin sering untuk berdoa. Hampir semuanya merespon dengan tanggapan baik,

walaupun beberapa diantaranya tidak ada yang merespon. Alasanku memberikan saran tersebut

adalah karena teringat pesan ayah yang pernah disampaikan kepadaku sewaktu menjelang UN

SMP.

“Ayah, kenapa kalau mendekati UN, malah ada agenda doa bersama dan diharuskan rajin

beribadah?” Tanyaku yang agak penasaran. “Pertanyaanmu agak aneh.” Jawab ayahku dengan

senyuman. “Bukankah kalau melakukan ibadah maka waktu belajarnya akan berkurang?”

12 Peran

13 Kapten

14 Bantuan


Kataku. “Tuhan akan membantu hambanya yang membutuhkan serta Tuhan tidak akan merubah

nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak mau berusaha.” Kata ayahku.

Walaupun ayahku bukan seorang guru ngaji, tetapi memiliki landasan agama yang kuat

dalam keluarga ini. Ayahku bisa selalu mengatur antara hobi, pekerjaan, waktu keluarga, serta

ibadahnya dengan tepat.

Sesuatu yang ada di dunia ini sudah direncakan oleh Yang Maha Kuasa. Rencana yang

kita lakukan hanyalah angan untuk bergerak, tetapi keputusan terakhir di tangan-Nya. Sebagai

seseorang yang diciptakan-Nya, tugasku hanyalah mendekatkan diri kepada-Nya agar anganku

ini terwujud.

Sehari sebelum Hari Anak Nasional, aku menghubungi ayahku dengan cara yang terlihat

aneh yaitu main game. Aku mengajaknya duel lima lawan lima, tetapi kami bermusuhan di salah

satu game moba. Sebelum memulai permainan, aku dan ayahku saling memanggil lewat aplikasi

discord15 agar bisa berkomunikasi.

Aku kemudian berbicara beberapa patah kata “Ayah, bagaimana jika semua hal yang kau

ajarkan padaku akan kuberikan kepada orang-orang karena aku merasa apa yang ayah ajarkan

sangat bermanfaat bagi kehidupan semuanya terutama anak-anak.” Ayahku kemudian berkata

“Sepertinya kau harus melakukannya jika kau ingin menjadi manusia yang bermanfaat . Namun,

apakah nuranimu sudah siap dengan apa yang kau ingin lakukan?”

“Memang itulah yang diinginkan oleh hatiku!” Kataku dengan penuh semangat.

Hari Anak Nasional telah tiba, aku dan teman-temanku melaksanakan kegiatan tersebut

dengan santai. Sebelum kegiatan ini berjalan, ketuaku menyampaikan suatu hal dan dia

mengatakan bahwa kegiatan ini tidak perlu dijalani dengan serius, tetapi dijalankan dengan santai

dan semangat. Oleh karena itu, kami melakukan kegiatan ini dengan santai.


Setelah selesai kegiatan, aku dan teman-temanku saling mencurahkan perasaan masing-

masing. Kami semua tidak menyangka bahwa kegiatan ini tetap seru dilakukan walaupun hanya


bisa lewat daring. Sebelum sesi foto bersama, aku menyampaikan suatu kata-kata walaupun

bukan aku ketuanya. “Anak-anak merupakan seseorang yang akan menjadi remaja. Remaja

adalah seseorang yang akan menjadi pemuda. Lalu, pemuda adalah seseorang yang akan

membawa perubahan pada bangsa ini baik secara positif maupun negatif. Dengan begitu, dapat

15 Salah satu aplikasi untuk komunikasi


disimpulkan bahwa anak-anak akan membawa perubahan pada bangsa ini. Oleh karena itu, peran

kita hari ini adalah mengarahkan anak-anak agar menjadi pemuda yang dapat merubah bangsanya

menjadi lebih baik.”


Nama Pengarang : Muhammad Zhafran Bahij

IG : @rainfog.mzb

0 comments:

Posting Komentar